Catatan Cinta dan Semesta Doaku



Epilog Pipiet Senja

Mencermati naskah berjudul Bhavana Abhinaya, subjudul Kado Terindah untuk Penyintas Talasemia, kumpulan kisah inspirasi karya bersama Kelas Menulis Gratis.

Jujur saja, saya sedang hebohan urusan sakit di RSUI. Bukan untuk transfusi rutin sebagai penyintas Talasemia semata, melainkan harus konsul ke berbagai poliklinik. Maklum lansia 69 tahun ini sudah banyak penyakit penyertanya sebagai dampak sering transfusi sejak umur 9 tahun.

Izinkan pamer kondisi saya belakangan ini, selain Talasemia sbb: Ashma Bronchiale, DM, HT, Kardiomegali, Aslam, Osteperosis wajib Fisioterapi. Ada kista di ginjal

Tiap tiga hari sekali wara-wiri di lorong RSUI. Bukan melangkah dengan lenggang kangkung, apalagi bergaya bagai seorang Model. Beuh, sialeee, eeeh!

Kalau ada yang tanya pas lagi transfusi, dijawab saja:"Lagi kemping nih, Say,  sambil mgedrakuli." 

Tak lupa saya kirim foto yang sedang asyik ngedrakuli, sering sambil nulis di hape jadul. Seperti saat ini nih, terbaring di ranjang poliklinik Talasemia. Bersama anak-anak Thaller lainnya.

Faktanya saya tetap wajib bersyukur. Ternyata masih lebih baik dan sangat beruntung. Jika dibandingkan dengan insan Thaller lainnya. 

Menjadi seorang penulis, sering diundang ke pelosok Tanah Air bahkan mancanegara. Sekali berhaji dan dua kali umroh, semua digratiskan. Inilah kado Ilahi Robbi melalui tangan-tangan hamba-Nya.

Sementara itu, tak bisa saya bayangkan, bagaimana pedih perihnya kehilangan bayi yang baru dilahirkan. Hanya sempat melihatnya selama 6 jam saja. 

Tak mampu saya bayangkan pula. Hati ibu mana yang takkan hancur, tiga buah hati divonis Talasemia. Seorang anak tewas kecelakaan di kolam renang. Ya Robbana, dahsyatnya beban batinmu, Ibu.

Namun, Ibu hebat teguh bertahan. Hingga sukses dalam karier, mendampingi buah hati berjuang meraih cita-cita. 

Sang ibu berkeyakinan, Thaller pun punya hak yang sama seperti anak-anak normal lainnya. Menjemput asa dan mewujudkan cita-cita sukses, hingga bahagia mewarnai kehidupannya.

Usah berpanjang kata lagi, silakan memiliki dan mencermati buku yang sarat inspirasi serta semangat perjuangan. Demi bertahan dari gempuran gelombang badai kehidupan. Mengambil hikmah dari setiap ujian yang dilakoni oleh para penyintas Talasemia. Sehingga Anda bisa lebih bersyukur dengan kondisi apapun, garis takdir yang diberikan oleh Sang Pencipta. (RSUI, 30 April 2025)

Silakan hadir ya sahabat Sastrawan, aktivis 212. Bagaimana kami para penyintas Talasemia berjuang bertahan dengan keharusan tranfusi darah seumur hidup

Saya menyunting antologi kisah nyata ini acapkali sambil bercucuran airmata.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama