Dokter Konten Indonesia Bantu Persalinan Sesar di Gaza, Diminta Memberi Nama Bayi



Senin , 05 Mei 2025, 07:30 WIB

Menurut dokter Prita, tingkat kelahiran di RS Al Nasser terbilang tinggi.

Dr Prita Kusumaningsih SpOG (tengah) membantu persalinan sesar di RS Al Nasser, Gaza.  

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dr Prita Kusumaningsih SpOG berbagi pengalaman setelah menjalani tugas kemanusiaan di jalur Gaza selama dua belas hari dalam misi yang berlangsung sejak 17 April 2025 - 2 Mei 2025. 

Pagi Hari

Prita yang menjadi bagian dari Tim Darurat Medis (EMT) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menangani proses persalinan di RS Al Nasser yang berada di Khan Younis, Gaza. 

Salah satu pasien yang ditangani Prita adalah seorang ibu yang sudah delapan kali melahirkan dengan sesar. 

“Saya baru kali ini menemukan kasus pengiriman dengan berkali-kali sesar karena seharusnya kalau di Indonesia itu, tiga atau empat kali operasi sudah harus disterilisasi,” ujar Prita saat memberi keterangan pers di Jakarta, Ahad (4/5/2025). 

Prita sempat membantu pose operasi sesar pada ibu tersebut. Ibu itu berhasil melahirkan dengan selamat.  

Prita pun mengaku sempat dimintai tolong oleh ibu tersebut untuk mengetikkan anaknya yang baru lahir di RS Al-Nasser. “Saya kasih nama Fatimah Az-Zahra,”ujar dia.

Menurut Prita, tingkat kelahiran di RS Al-Nasser terbilang tinggi. Dalam sehari, ujar dia, ada dua puluh bayi yang dilahirkan. Menurut dia, angka tersebut terbilang sudah menurun jika dihitung dari sebelum gencatan senjata. 

Prita mengungkapkan, tingginya tingkat kelahiran bayi, pada satu sisi, menjadi harapan akan lahirnya generasi baru Palestina. Mereka akan menggantikan keluarga bahkan orang tua untuk memerdekakan Palestina yang menjadi syuhada akibat genosida Israel.

Di sisi lain, dia mengungkapkan, ada di antara bayi tersebut yang lahir dalam kondisi prematur. Berat badan mereka pun terbilang rendah. Salah satu bayi berusia dua bulan yang masih berada di inkubator memiliki berat badan 1,2 kilogram. 

“Saat lahir berat badannya rendah. Saat sudah berusia dua bulan pun berat badannya hanya 1,2 kilogram,”ujar Prita.

Menurut dia, bayi-bayi itu lahir tanpa mendapatkan asupan nutrisi yang baik. Prita yang merupakan Bendahara BSMI ini menjelaskan, mereka mengalami malnutrisi bukan karena diabaikan oleh ibunya. Dia menjelaskan, para ibu juga mengalami kekurangan nutrisi yang parah.

Untuk itu, Prita menyarankan agar adanya makanan bernutrisi kemasan yang bisa mudah disiapkan dalam kondisi darurat bagi ibu hamil. 

"Saya juga mengusulkan untuk mengirim ASI Booster dalam paket kemanusiaan selanjutnya," tambah dia. 

Emergency Medical Team (EMT) ke-2 Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) baru saja menyelesaikan tugas mengabdi dalam misi kemanusiaan medis di Gaza.

Tim yang terdiri dari empat dokter spesialis dan satu dokter gigi ini bekerja di RS Al Nasser, Khan Younis, Gaza dalam misi medis global bersama Rahma World Wide. 

Ketua Tim EMT ke-2 BSMI untuk Gaza Prof Dr dr Basuki Supartono, Sp.OT, FICS, MARS mengatakan, Tim EMT BSMI sudah dua kali mengirimkan tim medis ke dalam Gaza. Tim pertama sudah bekerja sejak Ramadhan hingga 17 April 2025 terdiri dari dua dokter spesialis. 

“Sudah 7 dokter spesialis dari BSMI bertugas di Gaza dan insyaAllah kita akan terus rotasi tim medis karena memang kebutuhan tenaga medis di dalam Gaza sangat diperlukan,” ujar Basuki dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

Basuki mengatakan, selain bertugas di pelayanan medis, Tim EMT ke-2 BSMI juga melakukan pendampingan pendidikan bagi dokter residen dan koas di RS Al Nasser Gaza.

“RS Al Nasser di Gaza adalah rumah sakit pendidikan sehingga banyak dokter residen dan koass yang kita berikan pendidikan dalam hal stem cell untuk perawatan luka karena memang keterbatasan di Gaza dalam perawatan luka bisa dilakukan dengan stem cell,” ungkap pakar stem cell ini. 

Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari menambahkan, berdasar pengiriman langsung Tim EMT BSMI untuk Gaza, menekankan tiga sikap utama: mendesaknya dihentikannya serangan di Gaza, membuka koridor bantuan kemanusiaan secepatnya, dan mendorong pengiriman termasuk bantuan tim medis.

“Kami bertemu dengan seluruh pihak, khususnya komunitas internasional, untuk segera menghentikan serangan di Gaza dan mendorong terciptanya gencatan senjata jangka panjang. Ini soal kemanusiaan, bukan sekadar geopolitik,” ujar Djazuli.

Ketua Majelis Perwakilan Anggota Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Prof Basuki Supartono (tengah). - (Republika/A Syalaby Ichsan)

Dokter kandungan Indonesia diminta memberi nama bayi di Gaza.

Dokter asal Indonesia ke Gaza, operasi kemanusiaan.

Tim Darurat Medis ke-2 Kembali dari Gaza, BSMI Desak Buka Bantuan Kemanusiaan

Serangan Masih Terdengar

Relawan Indonesia Salurkan Bantuan Musim Dingin untuk Pengungsi Palestina

BSMI Jakarta Gelar Pelatihan Kegawatdaruratan untuk Relawan

BSMI akan Terjunkan Tim EMT Spesialis ke Gaza Menggunakan Gencatan Senjata

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama