Pipiet Senja
Sekitar tahun 2004, aku bergabung dengan penerbit Islam di kawasan Depok. Diajak oleh istrinya Tifatul Sembiring.
Mbak Yayuk panggilan akrabnya. Sosok muslimah tawadhu yang menginspirasi novel karyaku: Meretas Ungu, genre poligami.
"Kenalkan Teteh, ini adikku," ujarnya saat memperkenalkan seorang ibu muda dengan senyuman yang manis dan lembut.
"Oya, adik bagaimana?" tanyaku spontan.
Saat itu jika ada yang mengaku adik-kakak sesama perempuan di kalangan pengajian. Bisa saja bermakna; adiknya tsb tak lain adalah istri muda suaminya, eeeeh....
"Ini loh penulis buku bareng saya," tukas Mbak Rahayu.
Kulihat ada buku di meja belum lama terbit.
Karena Bidadari Ada di Bumi, karya duet Hani Hendayani dan Amatullah Syafiyyah alias Mbak Yayuk.
Sejak itulah sering jumpa dengan ibu muda yang punya banyak aktivitas ini. Sebagai konsultan, tempat curhatan Emak-Emak galau. Pemimpin Yayasan sosial, aktivis perjuangan dan lain-lain.
Kemudian lama putus komunikasi terjebak kegiatan masing-masing. Lupa nomernya, karena beberapa kali ganti simcard. Ya, puluhan tahun berlalu sudah.
Tahu-tahu jumpa kembali tahun yal, 2023. Diajak Emak Ojol, Mbak Atun ngaji di rumahnya.
Masya Allah, kejutan yang mengharu biru kalbu bagiku.
Tak urung merembes airmata dari sudut-sudut mataku. Terkenang segala kebaikan hati Emak-emak pengajian kepadaku. Terutama saat aku dan anak-anak terpuruk.
Terusir dari rumah, alhamdulillah Ustadah Yoyoh Yusroh almarhum, menampung kami di Yayasan Ibu Harapan. Saat-saat berada di rumah itulah aku sering jumpa ibu ummahat.
Kenangan indah!
Ummi @Heni Handayani.
"Di mataku adalah sosok muslimah perkasa, mumpuni dengan ilmunya, tetapi rendah hati, tidak arogan. Ibu yang mengayomi, siap siaga menampung curhatan emak-emak. Demikian yang kukenal sejak tahun 2004, sebagai sesama penulis di Gema Insani."
Wahai, warga Depok, jangan lupa coblos 3, Hj. Hani Hendayani. #SegerBeneer
PKS Menang.
PKS Menang.
PKS Menang.
Allahu Akbar!
Posting Komentar