BMI Hong Kong Sadar Investasi : Keren!


13370844431674643659
Bukunya Mejeng di  Majalah Taiwan

Hong Kong, 15 Mei 2012
Pekan yang lalu, tepatnya malam Jumat, mendadak Bertha Siagian sahabatku mampir dan mengajakku jalan. Kusangka sekadar jalan biasa saja alias cuci mata (tanpa beli!) di kawasan Causeway Bay.

"Weeei, padahal ini baru reda demam dan flu," gumamku, geleng-geleng kepala mengherani kenekadanku jalan malam.


133708586313807474
Ya, begitu tiba di Hong Kong malamnya aku langsung tepar, hingga tiga hari tiga malam terkena demam dan flu entah apa namanya.

13370823891653167463
"Sebentar sajalah, Da hasian," kata Bertha,
Kami berdua suka saling memanggil eda alias mareda. Ini sebutan di kalangan halak hita, padahal aku sendiri asli Sunda loh. Bertha bapaknya yang asli Batak, ibunya dari Madura.

Kami jalan terus, lempang saja dari penginapan tak jauh dari KJRI, mengarah ke Time Square. Manusia-manusia warga negerinya si Jackie Chan baru keluar kantor, mburudul saling bergegas setiap kali menyeberang jalan.

"Di mana itu temanmu, Bertha?" tanyaku ketika merasa mulai jauh juga jalan kakinya.
"Dia bilang kita tunggu di sini saja, Da."

"Haaaai!" seorang anak muda menyapa ramah sambil memamerkan gigi-giginya yang putih. Tepat di depan toko aneka jam.


13370824591482226800
Untuk sesaat aku tertegun saja, mencermati makhluk di depan kami. Dikatakan perempuan, ya, rasanya tidak tepat. Sekilas seperti anak muda warga Hong Kong, cukup gantenglah. Namun, disebut cowok juga terlalu manis rasanya. Deuh, jadi belibet nih!

Ini dia salah satu anak tebe, pikirku.
"Hmmm, ini yang namanya Victor, kata anakku si Butet itu, ya?" cetusku setelah mengingat-ingat fotonya kulihat di album putriku yang pernah 3 bulan tinggal di Hong Kong, advokasi di Dompet Dhuafa.

13370825101058193035
“Iya, iya, Teteh,” sahutnya sambil tertawa, seperti menertawai kenaifanku dalam memandang dirinya.
“Waktu di sini si Butet sempat ditaksir temanmu loh,” ledekku dan dia semakin tertawa geli. “Sopo toh namamu asline?”

Dia tidak menyahut, tapi Bertha yang menyambung:”Nama aslinya entahlah, nama bekennya ya Victor. Sudah bos nih, Eda, juragan dia ini!”

“Ini bukunya,” katanya sesaat menyalamiku, dan aku langsung merasa akrab saja dengan sosok yang sering dijuluki; Juragan Petani BMI HK Sadar Investasi alias BHSI ini.

“Ini, Da, biar dibaca sama maminya si Butet ini,” kata Bertha pula.



1337082599662637033
Bersama gengnya; baru wisata ke Thailand, sebentar lagi keliling dunia!

“Terima kasih, aku sudah dapat kiriman dari Bima, penerbitnya itu anak binaanku di FLp NTB,” elakku karena memang telah memilikinya, hanya baru sekilas kubaca.
Kukembalikan buku BHSI yang dibesut oleh Rihanu Alifa, ketua Forum Lingkar Pena HK.

“Ayo, kita makan,” ajak makhluk unik itu dnegan riang memandu kami menuju kafe Malasian Food, favoritnya.

Kenyang makan, eeh, ndilalah keterusan nih anak mau memanjakan diriku. Dia bersikeras menggiringku ke Theatre 3 D, filmnya Avenger’s.

Puluhan tahun aku tak pernah nonton film di gedung bioskop, sekalinya nonton bareng Bertha, ditraktir Asma Nadia; Rumah Tanpa Jendela.

Bisa Anda bayangkan, betapa hah-huh-hah-ooow (kagetan plus norak!) sepanjang nonton Avenger’s. Sebuah film aneh ditayang dengan 3 D pula. Acapkali serasa peluru mendesing ke mata atau pesawat ujug-ujug melintas di sisi kupingku. Pokoknya heboh berat, Gan!


1337082727567129822
Film 3 D

Terima kasih, Victor, sesiapapun dirimu itu, yang jelas hatimu baik dan tulus. Terbukti baru jumpa saja sudah mau traktir makan, nonton dan janji akan mengajakku ke Disneyland segala. Hehe.

Ternyata sosok inipun telah menjadi suhunya para BMI Hong Kong untuk urusan investasi. Bisa dilihat dari foto-fotonya di sini. 

Semoga kelak anak-anak BMI HK pulang sebagai para juragan, pata investor di kampung halamannya masing-masing. Bravo! (Causeway Bay-HK)

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama