TKW Malaysia: Tidur Satu Kandang Dengan Anjing






Prolog
Ini kisah nyata seorang Buruh Migran Indonesia Hong Kong. Sebelum bekerja di negeri beton, beberapa tahun yang silam pernah mengalami perlakuan kejam di negeri jiran. 

Beritanya sama sekali tidak pernah muncul di media-media, bagaikan raib begitu saja. Mengingat pelakunya adalah seorang yang terhormat, seorang makhluk berstatus Datuk. Lengkapnya sbb;

Demi Bisnis MLM

Mereka seorang Datuk yang kaya raya di Petaling Jaya Selangor. Datang ke Singapore sebagai tamu mantan majikanku. Setelah berpisah kami sering bicara lewat telepon, dia pun mengajak aku ke Malaysia. Alasannya akan membeli produk yang aku tawarkan, sekaligus dia akan mengajarkan aku untuk berbisnis. 

Dengan senang hati aku pun ikut tanpa rasa curiga sedikit pun. Aku pamit kepada Mr. James, majikan baik hati yang telah banyak berjasa untuk pengembangan wawasanku.

Dalam perjalanan di pesawat kami baik-baik saja. Setelah turun di Kuala Lumpur HP dan barang milikku ditahan termasuk paspor dengan alasan dia yang simpan.


Saat masuk rumahnya yang mewah bertingkat tiga dan sangat luas. Aku sempat kagum. Suami-istri yang tadinya sopan santun berubah total menjadi beringas. 

Mereka tertawa terbahak-bahak melihat aku dan memasukkan aku ke dalam kandang anjing yang bau busuk, kotoran anjing di mana-mana.

Aku dipaksa masuk ke kandang yang berisi lima anjing sebesar kambing. Anjing-anjing itu langsung mengerumuniku. Aku menjerit-jerit minta tolong.

Mereka seperti bicara kepada anjing-anjingnya supaya tidak menggigit aku. Walau tidak digigit, aku sangat takut karena anjing-anjing itu tetap berdiri dan menyalak seakan siap menerkam. 

Aku lalu berdoa,” Ya Allah, tolonglah hamba-Mu, ya Allah.” 

Mereka semakin tertawa melihat aku ketakutan. Beberapa saat kemudian, sekitar satu jam, anjing-anjing pun berhenti dengan sendirinya. Mungkin merasa lelah setelah menggonggong dan melompat-lompat.

Aku hanya dijatah biskuit 2 bungkus dalam sehari. Pada siang hari, aku dikeluarkan dari kandang dan harus bekerja mencuci kolam renang yang lebar, dijaga oleh anjing-anjing tersebut.

Rumahnya dikelilingi oleh kamera, Mereka pun punya pembantu Indonesia yang bisa aku lihat dari jendela. Dia juga kulihat sedang menangis. Kami tidak pernah jumpa walau dalam rumah.

Setiap hari aku berusaha cari jalan untuk kabur, tapi tidak pernah ada kesempatan. Saat aku bekerja mencuci kolam renang, aku dilempari kertas oleh pembantu Indonesia itu. Namanya Nurdan sudah sebulan bekerja disitu tapi merasa tidak betah.

Ternyata majikan kami seorang Datuk mantan pengacara seperti punya kelainan jiwa alias gila. Tepat duabelas hari aku hidup dalam kandang anjing, setelah subuh aku mendapat tugas menyiram bunga di luar pagar. 

Saat itulah tidak kusia-siakan kesempatanku lalu aku segera kabur. Walau tidak tahu mau ke mana yang penting aku lari sekencang-kencangnya dari neraka dunia itu.

Dua hari setelah kabur aku ditangkap polisi, ternyata dalam data dia menuduh aku mau membunuh anaknya. Aku dijebloskan ke penjara Selangor. Entah rekayasa macam apa aku tidak pernah mengerti dan seminggu aku mendekam dalam penjara dapat hukuman pukul dari polisi. 

Ruangan penjara sangat sempit dan gelap. Saat sidang digelar aku mengajukan permintaan untuk telepon ke mantan majikanku di Singapore. Alhamdulilah, karena bukti tidak kuat dan bekas majikanku menebus aku, maka akhirnya aku kembali pulang Jakarta. 

(Seperti dikisahkah Siti Zahra kepada penulis, seorang BMI Hong Kong yang telah sukses pergi haji)


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama