Serial Anak #Baddas 1
Judul: Hapus Air Matamu, Rania
Penulis: Pipiet Senja
Usia: 6 sd 12 Tahun
Bab 1
Jalan Takdir Rania
Desa Regol Wetan di kawasan Sumedang. Cahaya pagi keemasan membayang di ufuk timur. Rania, anak perempuan kelas 5 baru usai sholat subuh. Ia bergegas menuju dapur, hendak membantu neneknya.
"Ke mana Mama pagi begini sudah tak kelihatan?" gumamnya saat tak dilihatnya sosok kesayangan tak ada di dapur.
Hanya nenek yang sibuk menyiapkan sarapan.
"Ke mana Mama, Manini?" tanya Rania keheranan.
"Pagi sampai siang nanti mamamu bantu Mak Icah...."
"Di penggilingan padi? Bagaimana warung kita?"
"Sementara dijaga Mak Sinta. Jualan seblak dan kue-kue bikinannya."
"Waaaah, seblak Mak Sinta top lah!"
Rania pamit kepada neneknya untuk pergi ke sekolah.
Hari Jumat ada Matpel Olga. Rania suka meminjamkan baju Olga untuk Sinta.
"Selamat Datang tukang seblaaaak!" seru Lina dan Lola kompak, dalam nada dilàgukan.
"Selamat datang juga anak ketopraaaak!" lanjut mereka kepada Rania, melecehkan.
Biasanya Rania tak menggubris ejekan mereka. Entah kali ini seketika Rania meladeninya.
"Tukang seblak dan ketoprak, bikin kalian iri ya?"
"Malah kami bangga loh. Laris manis jualan kami, tahu!" Sinta pun terbawa berani.
"Wooooi, dasar anak kampung miskiiin!" ejek Lola.
"Teu gableg kaera!" tukas Lina.
Maksudnya: tak punya malu!
Rania malah makin berani:"Yeeeeh. Saha anu era?"
Sinta menambahkan:"Kalian berdua nya....Era nya maneeeh!"
Lola dan Lina saling tatap. Lonceng masuk berdentang.
"Bubaaaar!" Ajak Lola, agaknya ciut juga jika dipergoki Bu Guru. Sebelumnya pernah diingatkan Bu Guru, saat menindas Nurul, anak disabilitas. Kakinya pincang.
"Ngeper juga tuh bocah," komentar Rania.
"Hmmm...."
"Eh, ngomong-ngomong kenapa tadi kamu mendadak berani?" tanyà Sinta, menatapnya ingin tahu.
"Nenekku bilang, kalau
Ada yang menindas: lawan!"
"Oooh, begitu ya!"
"Iya, begitulah: lawaaaan!" Tegas Rania sambil berlari menuju gerbang sekolah.
Bersambung

Posting Komentar