Pipiet Senja
Ini dihitung sejak berumah tangga saja sampai Lansia.
Pertama pindah dari Cimahi ke kawasan Kalipasir. Hanya setahun, keburu gugat cerai bawa anak Balita. Kontrak di Cibubur selama 3 tahun, rujuk diboyong ke Depok.
Kampung Cikumpa penuh dukalara bertahan 1983 sd 2012.
Ini rumah mewah mepet sawah mepet kubur, kampung yang kurasakan sungguh kenyang dukalara.
Sempat numpang di rumah besan, asrama AL Halim PK. Tak nyaman namanya numpang, urusan perabot untuk masak saja bikin nyesek. Dilarang pake wajan bagus, hanya wajan butut.
Nah, sempat nomaden berbulan bulan. Numpang tidur dari satu Masjid ke Masjid lainnya.
Dapat limpahan rezeki melalui pengajian Ustad Bobby Herwibowo. Ratih Sang menyalurkan donasi besar, bisa dipakai DP rumah di Kota Wisata.
Setahun, dua tahun, hidup nyaman kusangka bisa selamanya. Eeeh, ada yang selingkuh dan anakku akhirnya cerai. Berantakan, rumah dan mobil dijual!
Ambil kontrakan bareng anak sulung. Tak lama, entah apa pasal dua anak berantem. Pindah ke apartemen Kalibata sekejap, pindah lagi ke pinggir jalan kereta.
Ya Allah..., jantung mulai error.
Aku ikut putriku kontrak di Depok, sampai Athena kelas 3. Pindah ke apartemen sebentar. Pindah lagi ke kontrakan baru di Kavling Pupuk Kujang. Semula mau dibeli, ternyata pemilik menghargai rumahnya mahal sekali.
Kali ini dapat rumah kontrakan di kawasan perumnas. Masa pandemi, aku suka cocok tanam; cabe, jagung, daun pandan dan lain-lainnya.
Setengah diusir, belum setahun diminta pindah karena rumah ada yang mau beli. Balik ke apartemen murah dua bulan.
Selesaikah? Haish, ternyata belum kelar nih urusan kontrak mengontrak dan pindah rumah. Bikin perabotan ancur dan koleksi buku entah ke mana. Yang penting menyelamatkan nyawa!
Ceritanya pindah lagi. Kali ini Cluster, Bestie. Terbilang mewahlah. Awal cicilan 7 jeti eeeh, naik terus sampai 11 jeti. Putriku kena musibah, tabrak lari, resign. Tak sannggup bayar cicilan.
Cari rumah murah, dapat ceritanya luas 4 kamar tidur 2 kamar mandi. Nah, sejak menghuni rumah tua inilah; Manini tepar!
Sekitar sepekan silam, servis mesin cuci orang situ asli. Dari dialah kami diberi tahu bahwa kamar mandi di belakang yang tak terpakai, adalah kuburan!
Ya, entah kuburan siapa dan kenapa dikubur di situ? Jangan-jangan matinya tak wajar, eeeeh!
Astghfirullahal adhiim..., cari rumah lagi nih!
Sesungguhnya aku tak takut. Sudah terbiasa juga tinggal bareng jenazah di ICU. Aku lebih takut oleh para garong Konaha.
Namun, aku numpang sama anak cucu. Ke mana mereka pergi maka ikutlah aku bersama mereka.
Mohon doakan ya Sahabat Pipiet Senja.
Maafkan lahir dan batin.
Note: ada yang berkenan hitung berapa kali nih Lansia pindah rumah? Keburu nyutnyutan pale daku.
 

Posting Komentar