Sinopsis Serial Anak #Cadas 1


#Cadas 1

Serial Anak Perempuan Kreatif dan Tangguh

Judul : Dunia Tanpa Air Mata

Penulis: Pipiet Senja

Bab 1

Lawan Perundung: Kamu Bisa!

Rania anak yatim sejak Balita. Ayahnya tewas karena pesawat jatuh di rimba Kalimantan. Semua harta diambil alih keluarga besar ayahnya.

Mama Rania membawa putrinya ke desa Regol, Sumedang. Mereka tinggal bersama nenek Rania yang minta dipanggil Manini.

Mama Rania menafakahi mereka dengan buka warung di rumahnya. Dan membantu sahabatnya di penggilingan padi.

Sampai kelas 4 SD, hidup Rania aman dan bahagia bersama nenek serta mamanya di Sumedang. 

Mamanya kemudian menikah dengan duda kaya, punya seorang anak perempuan, Lola.

Sejak saat itu Rania mengalami hari-hari penuh kesedihan. Lola suka melecehkan Rania, terutama di sekolah.

Seperti terjadi hari itu. Rania sedang asyik membaca di Perpustakaan. Lola tiba-tiba merebut buku dari tangan Rania. Merobek-robek buku dan mengadu kepada guru. Untunglah ada Mang Umar penjaga keamanan. Ia membuktikan bahwa Lola telah memfitnah Rania.

Bab 2

Nenek Datang Menyemangati

Ketika sampai di rumah menantu, Nenek Rania memergoki Lola sedang merusak lukisan di ruang tamu. Lukisan peninggalan almarhumah ibunya.

Lola kembali fitnah Rania, melakukan perusakan lukisan itu. Ayah tiri marah besar, nyaris memukul Rania.

"Anakmu sendiri yang merusaknya. Ini Buktinya!" bela Manini sambil memperlihatkan rekaman video dari ponselnya.

Ayah tiri minta maaf kepada Rania dan menghukum Lola. Memindahkan sekolah Lola. Namun, Rania pilih sekolah negeri. Tidak satu sekolah lagi dengan Lola.

Manini kemudian menyemangati Rania:"Kalau diperundung siapapun, lawan! Jangan diam saja, Rania...."

"Bagaimana cara melawannya?" Rania bertanya, kebingungan.

"Lawan dengan akal sehat. Tuhan memberi kita otak. Nah, pakailah anugerah Allah Swt itu."

Rania pun diajarinya menghafal Al Quran. Sedangkan Mama Rania dipercayai mengelola penggilingan padi oleh sahabatnya. Mama Rania diam-diam kursus bahasa Inggris. Kemudian mengajari Rania bahasa Inggris.

Jumhana, ayah tiri Rania suka seenaknya bepergian ke mana-mana. Lola lebih banyak bermain dengan anak-anak orang kaya. Ia tinggal di rumah tantenya. Bertingkah sombong dan suka mengejek anak-anak miskin. 

Bab 3

Bangkit Melawan 

Rania belajar keras untuk meraih prestasi. Karena hobinya membaca, Rania banyak pengetahuan. Dia menabung uang saku untuk dibelikan buku bacaan. Koleksi bukunya mulai banyak. Ia mengajak teman-teman ke rumah, agar ikut membaca koleksi bacaannya.

Teman-teman akrab Rania 4 orang: Neneng, Sarah, Nurul dan Sinta. Jadi kelompok literasi mereka berlima. Semua anak perempuan sebaya, 12 tahun.

Lola kapok tak berani perundung Rania lagi. Sebab lihat kawanan anak perempuan kreatif, tangguh dan kompak. Sekali waktu Lola terjungkal, luka berdarah kakinya. Saat hendak mencelakai Rania.

Rania dan kawanannya diarahkan Manini lebih serius mengaji. Mereka dengan semangat mengaji di Taklim Ustadah Hani.

Di sinilah Rania belajar arti peduli terhadap sesama yatim, kaum dhuafa. Ustadah Hani punya komunitas Peduli Dhuafa.

Rania suka diajak program Jumber, Jumat Berkah oleh Ustadah Hani. Tiap hari Jumat mereka akan membagikan makanan ke Masjid-Masjid.

Sementara itu Rania semakin serius menata kelompok literasinya.

"Kita kasih nama apa nih kelompok baca ini?" Suatu kali Sarah bertanya.

"Kita beri nama Cadas saja," usul Rania."Artinya anak perempuan tangguh dan kreatif."

"Hobi kita rasa nano-nano nih," tukas Nurul."Suka baca dan meronce hiasan...."

"Hobiku deklamasi selain nyandu baca," sela Rania.

"Bahasa Inggris gitu loooh!" Sambut anak-anak, kompak mengacungkan dua jempol mereka.

"Dan aku, aku, keturunan Sule. Suka melawak," pintas Neneng sambil seketika joget, gaya kocak. 

Semua riuh tertawa.

"Aku mah tukang masak, hobi bikin kue saja," ujar Sinta anak paling pendiam di antara geng Cadas.

Bab 4

Cadas Raih Prestasi

Ketika menghadapi ulangan tengah semester, anak-anak Cadas sangat serius belajar. Mereka sama tahu diri, bukan bagian anak orang kaya.

Selain tekun  belajar, tak lupa banyak berdoa dan sedekah. Sesuai ajaran keyakinan mereka, Islam.

"Kita harus buktikan, meski anak yatim...." Rania menoleh ke arah Nurul dan Sinta.

"Harus bisaaaa!" sambut sesama anak yatim, Nurul dan Sinta.

"Kami juga harus bisa meraih prestasi!" tukas Neneng dan Sarah.

"Ya, aku bangga jadi anak Emak Ojol!" seru Neneng, seketika guyat giyet mulai joget kocak.

Saat pembagian raport, kawanan Cadas sama meraih prestasi. Nilai mereka rata-rata 9!

"Cadaaaas...." Rania berseru lantang. 

"Bestiiiii!" 

"Cadaaas...."

"Bravooo!"

Bab 5

Dunia Tanpa Air Mata

Geng Anak perempuan tangguh Cadas, tiba saatnya ikut pameran. Mereka pentas dan pameran 17 Agustusan. 

"Aku jualan kue-kue...." Sinta sibuk menata kue-kue buatannya.

"Aku baca puisi bahasa Inggris karya sendiri. Sambil jualan buku para senior...." Rania maju ke panggung.

Nurul dan Sarah pun sibuk promosi jualannya. Lukisan dan ronce hiasan.

"Sumpah euy, hayu atuh kita hapus air mata," ajak Rania.

Disambut kawanan Cadas:"Dunia Tanpa Air Mata!"

"Cadaaas...." suara Rania menggema ke pelosok SDN Cimande.

"Merdekaaa.... Untuk Indonesia!"

Rania dan geng Cadas berjanji, tidak ada air mata lagi. Cita-cita harus dicapai dengan perjuangan.

Sementara itu di kota sekolah Internasional yang mahal. Ada seorang anak perempuan diam-diam menangis dalam penyesalan. Dialah Lola Jumhana, anak orang kaya yang entah berada di mana

Selesai 

#Cadas 1

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama