Cucu Cahyati : Guru TK, Selebritis, Politisi Tasikmalaya


Cucu Cahyati, perempuan kelahiran Cigalontang, Tasikmalaya ini, memulai debutnya bukan dari layar kaca, tapi dari gelaran lomba #karaoke di Jawa Barat. 

Ia mewakili Radio Buana Jaya dan sukses merebut posisi juara dua. Sebuah awal kecil yang kemudian membuka jalan besar.

Tahun 1991 menjadi titik balik album “Mabuk dan Judi” dirilis. Meski kontroversial, #lagu ini justru menjadi fenomena. 

Suara seraknya yang menggoda, gaya panggung enerjik, dan lirik yang berani, menjadikan Cucu Cahyati buah bibir di dunia dangdut kala itu. Ia menyusul kesuksesan itu dengan album Bumi Makin Panas, Penonton, hingga Asmara.

Cucu punya ciri khas vokal “serak basah” yang susah ditiru. Lagu-lagunya banyak bicara soal kehidupan jalanan, cinta getir, dan perjuangan perempuan. 

Tak heran, fans-nya datang dari kalangan akar rumput hingga pecinta #dangdut klasik di kota besar. Tak hanya suaranya, gaya goyang panggung ala “Cucu” seringkali menjadi pembicaraan hangat.

Mungkin tak banyak diketahui publik: sebelum naik daun sebagai penyanyi dangdut, Cucu adalah seorang guru TK. Dan setelah melewati berbagai cobaan hidup, ia kembali ke dunia pendidikan. 

Kini, ia menjabat sebagai Kepala PAUD Yayasan Darussalam Al Manshuriyah di Cimanggu, Tasikmalaya.

Ia tak meninggalkan panggung sepenuhnya. Ia pintar membagi waktu antara mengajar anak-anak dan memenuhi panggilan manggung #nostalgia.

Kehidupan rumah tangga Cucu Cahyati penuh dinamika. Ia pernah menikah dengan Tatang, dari mana ia dikaruniai seorang putra, Ridwan. 

Setelah bercerai, ia menikah dengan Aman Jagau, seorang pengusaha tambang. Namun hubungan itu berujung pada tuduhan pemalsuan dokumen nikah dan KDRT.

Sehingga membuatnya sempat dipenjara pada tahun 2008. Suatu fase pahit yang diakuinya mengubah hidupnya secara spiritual dan emosional.

Setelah semua itu, Cucu memutuskan untuk tetap melajang dan menjalani peran sebagai ibu tunggal.

Tahun 2020-an, Cucu menciptakan tren unik: Yoga Dangdut. Ia memadukan #musik dangdut dengan gerakan yoga, mengajak para ibu-ibu agar tetap sehat secara jasmani dan rohani. 

Program ini ia gelar di sejumlah daerah, termasuk kampus Undiksha di Bali, dan disambut meriah oleh para peserta.

Semangat membangun daerah asal membuat Cucu terjun ke politik. Tahun 2022, ia bergabung dengan Partai NasDem dan mendukung pencalonan Anies Baswedan. 

Namun, tak lama kemudian, ia mengundurkan diri karena merasa tidak menemukan tim yang solid.

Menariknya, hanya berselang beberapa hari, Cucu Cahyati bergabung dengan Partai Gerindra dan mencalonkan diri sebagai bacaleg DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Tasikmalaya untuk Pemilu 2024. 

Langkah ini ia ambil dengan restu dan dukungan dari mantan suaminya dan keluarga besar.

Kini, Cucu Cahyati adalah potret perempuan tangguh. Ia pernah berada di puncak panggung, terjatuh di ruang tahanan, bangkit sebagai guru, dan kini melangkah ke dunia politik. 

Dari goyang dangdut sampai senam yoga, dari panggung hajatan sampai ruang dewan, Cucu membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar penyanyi.

Ia adalah ikon Tasikmalaya, yang hidupnya seperti lagu-lagu yang ia nyanyikan: getir, kuat, jujur, tapi selalu menghibur.

Jika kamu masih ingat lantunan Lagu “Mabuk dan Judi”, mungkin sudah saatnya mengenang kembali suara khas Cucu Cahyati seorang diva yang tak pernah benar-benar pergi.

Bagikan kisah ini jika kamu rindu era emas dangdut 90-an!

📰 Sumber : Wikipedia 

📷 Foto : Berbagai Sumber

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama