Ketika Aku Berandai-Andai






Pipiet Senja 

Andai aku tidak Talasemia, bisa jadi tidak akan menulis 206 karya berbagai genre. Berkelana ke pelosok Tanah Air. Bahkan melanglang buana.


Andai aku tidak sakit, dan tampak  sehat-sehat saja.

Bisa jadi aku hanya nenek-nenek linglung, cerewet duduk di golodog pintu, cari kutu cucu tetangga.


Andai aku bukan korban Kdrt, tidak dizalimi si mantan.

Bisa jadi aku takkan pernah dihajikan sekali, dan diummrohkan dua kali, gratis.


Andai aku tak terusir dari rumah, nomaden dari satu Masjid ke Masjid lainnya.

Bisa jadi aku hanya perempuan lemah, tak bersyukur dan anti pengajian.


Andai aku bukan penyintas Talasemia, dua pekan sekali ngedrakuli.

Bisa jadi aku seniman bohemian, liberal dan benci Aksi Bela Islam 212.


Andai dan andai, aku bukan lulusan esempe belaka, dan tidak jadi penulis. Bisa jadi aku termasuk Lansia somse. Bisa jadi Nyonya pejabat bergelar penjahat, eeeh. 


Kun faya kun!

Ketika kita bisa berdamai dengan jalan takdir yang digariskan-Nya, maka ikhlas, sabar dan tawakal akan menjadi hikmah ujian dari Allah Swt.


Alhamdulillah tabarakallah, segala puji kepada-Mu. ya Robbana. Sujud syukur atas keputusan-Mu, jalan takdir yang digariskan kepada hamba yang lemah ini.


#TalasemiaBagiku

#AnugerahIlahi.


Note: ujung-ujungnya jualan buku karya sendiri jua. Maklum profesiku hanya seorang penulis. Diterbitkan oleh Kosa Kata Kita - Kurniawan Junaedhie nan baik hati.


Membeli = Berdonasi

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama