Pipiet Senja
Ingin kukabarkan kepadamu, wahai dunia Tentang balada anak marapi
Langkahnya tak pernah beranjak pergi ke negeri nun jauh di mata
Ia tegap berdiri bagai penjaga gunung
Penolak petaka semesta Sungguh tak sama dengan anak-anak sebaya
Satu demi satu menjauh, menjauh, dan kian menjauh
Bahkan tak ingin pulang kembali
Abaikan air mata bunda kandung
Lupakan tangis sanak kadang
Dibelit rindu tak teperi
Anak marapi tersenyum pilu
Namun semesta doa dilangitkan
Ia pun menatap langit biru
Menyaksi pelangi di ujung senja
Belasan tahun telah berlalu
Hingga tengah malam jelang dinihari
Galodo menerjang dahsyat
Bergetar bumimu, bergetar dan kian bergetar
Lahar dingin mengalir bagai tak henti
Menyerbu kampung tercinta
Bukit berguguran mengirim longsor ke tanah pusaka
Tuhanku, izinkan ranahku takkan luluh lantak diterjang bencana
Lihatlah, seribu kunang-kunang beterbangan senantiasa
Pertanda asa dan cinta tetap menggema
Di setiap langkah anak marapi
Dia tetap tegap berdiri
Hingga dekat jantung berhenti
Lihatlah, seribu kunang-kunang tetap betebangan di ranah Minang
Tiada pernah sirna
Hingga akhir waktu
Depok, Awal Juni 2024
@@@
Posting Komentar