Pipiet Senja
Aku tulis surat berdarah ini
Spesial untuk Si Nganu
Saat tengah malam kuping terganggu
Bunyi nging nging nging nging
Pertanda listrik minta pulsa
Padahal baru tiga hari lalu
Diisi cepe yang dikorup separo
Entah oleh siapa
Sebab tak mungkin ada jin botak
Selonongcoy ke rumahku yang petak
Dengan sewa per bulan 900 ribu perak
Sebentar, Saudaraku yang disayang Tuhan
Ada bagusnya kujelaskan tentang Si Nganu
Begini, Si Nganu ini adalah sesuatu
Dia bisa saja pejabat
Aparat
Keparat
Penjahat
Konglomerat
Mahasiswa senyap
Orang-orang tengkurap
Yang pasti bukan emak-emak galak
Aku layangkan surat berdarah ini
Spesial untuk Si Nganu
Saat gemetar tubuh lansiaku
Di depan loket BPJS antrian mengular panjang
Sejak jam empat subuh
Baru dipanggil jam sepuluh
Naasnya begitu sampai di loket laborat
Petugas bilang dengan santainya
Menyelang dari asyiknya bergadget-ria
Ibu, Bapak, Abang, Adik, Om dan Tante
Untuk pasien BPJS sudah tutup
Besok saja datang lebih pagi
Kalau bisa tengah malam
Sudah dalam antrian ularnaga panjangnya
Preeeet!
Bisa-bisa jantung error
Keburu dipanggil Malaikat Maut
Wooooooi, kami tidak gratis, woooooi!
Aku teriakkan surat berdarah ini
Spesial untuk si Nganu
Saat cinta sejenis dibiarkan
Pelacuran dibebaskan
Aliran sesat dipersilakan
Eeee, ndilalah, Bro….
Syiah dan komunis dirangkul
Ulama dan aktivis dipukul
Emak-emak dipenjarakan
Hanya karena bikin status tentang
si Nganu yang doyan ngutang sampai di Jepang
Mendadak berubah dipanggil; Takada Otake!
Terbukti sekali kini, Saudaraku
Si Nganu itu memang sesuatu
Dia sudah bikin kita berkubang nestapa
Apalagi yang harus kita salamkan
Kepada si Nganu dengan segala
Kecurangan, ketakadilan dan kezaliman ini
Selain preeeet, preeeet,
preeet, preeet!
Oh, wahai, saudara-saudaraku seperjuangan
Surat berdarah ini
Spesial untuk Si Nganu alias Takada Otake
Jika harus bicara jujur
Hati ini pun memang sudah berdarah
dan bernanah
Emak-emak semakin gerah dan resah pasah
Bagaimana anak cucu kami kelak
Jika begitu lahir sudah dipatok utang
puluhan juta?
Bagaimana anak cucu kami nanti
ya Robbana….
Pekerjaan semakin tiada
Diambil alih mata-mata sipit
Oh, wahai, saudaraku
Lihatlah!
Semua sudah tiba
Pada titik nadir kemuakan yang sangat parah
Para pengkhianat bangsa
Telah bersatu padu
Sama berjamaah menghancurkan negeriku
Apalagi yang bisa kuteriakkan
Selain menyumpah serapah si Nganu
Preeet, preeet, preeet, preeet!
Habis perkara.
Merdeka!
Allahu Akbar!
Posting Komentar