Puisi Untuk Si Nganu






Pipiet Senja 

#GeramkuDalamDiam

Ambil ini puisi yang kupintal dinihari

Dentàng peronda dùa kali

Pucuk rindu ditelan senyap

Dibuai mimpi yang lelap


Ambil ini puisi yang menyemak di dada

Bersama geram dalam diam

Kuseret dengan sengaja

Berserak di bibir senja


Oh, wahai geramku dalam diam

Adalah semesta dukalara

Engkau seret ke gorong-gorong

Dikejar anjing menggonggong

Kibasan kemeja putih

Menyebar petaka di cakrawala

Pertiwi pun merintih


Ambil ini puisi luka

Terdedah dari airmata

Anak-anak menahan dahaga

Ibu pulang hampa

Bapak entah ke mana

Tiada kabar dari mancanegara


Oh, wahai geramku dalam diam

Adalah suara rakyat dibungkam

Hukum dipermainkan

Keadilan diperjualbelikan

Ulama dipenjarakan

Aktivis dikerangkeng

Oligarki ongkang ongkang kaki


Ambil ini puisi geramku dalam diam

Kuteriakkan amarah jelata

Kami yang terpuruk oleh nista

Kalian para koruptor

Kalian para bedebah

Kalian para penghisap darah

Terkutuklah!


Oh, wahai engkau yang merajalela

Merampok segala yang ada

Ambil ini puisi geramku

Usah kau utang pula

Sebab niscaya takkan terbayar

Kuberi gratis bersama darah yang mendidih

Api neraka menantimu

Sekejap lagi, sekejap lagi, sekejap lagi

Yakinlah Tuhan takkan biarkan

Kezaliman senantiasa menang


Allahu Akbar

Indonesiaku nan kucintai

Hingga detak jantung berhenti

Bangkitlah dan lawan rezim zalim!

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Merdeka!

Revisi, Jakarta 6 Maret 2023

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama