Gatot Nurmantyo Yakin: Lembaga Pemerintah Telah Disusupi Komunis PKI



KONTENISLAM.COM *- Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yakin 99 persen lembaga pemerintah sudah disusup komunis PKI.*

*Gatot Nurmantyo yakin 99 persen lembaga pemerintah disusupi komunis PKI diungkap Channel MimbarTube saat diwawancarai Refli Harun (28/5).*

*Gatot Nurmantyo sebut kebangkitan PKI dan komunis dominasi kebijakan pemerintah,* _"Kita dilarang bicara komunis bangkit, tapi bicara soal radikal dibolehkan,"_ ungkapnya.

*Kata Gatot, TNI tidak akan diam,* _"Di saat DPR tidak perduli, TNI tidak akan diam. Bersama rakyat, TNI akan mengambil tindakan,"_ tegasnya.

*Namun ia mengaku kuatir,* _"Sepertinya TNI juga sudah disusupi komunis. Karena disemua lini sudah disusupi. Ini dilihat dari sistem rekuitmentnya,"_ terang Gatot.

*Gatot menilai peringatan yang disampaikan Mayor Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo pada bahaya kebangkitan komunis pasti bukan asal bicara.*

_"Dia (Kunto) mungkin sudah merasakan di tubuh TNI,"_ ungkap Gatot.

Sampaikan Ciri-ciri PKI Berkembang di Indonesia, Gatot Nurmantyo: *Mereka Ingin Merebut Kekuasaan dan Terus Berkuasa..!*

*Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan ciri-ciri PKI yang berkembang di Indonesia.*

Ia mengulas ciri-ciri itu dalam acara diskusi virtual Forum Diskusi Guru Besar dan Doctor Insan Cita, bertemakan _"TNI vs PKI",_ Minggu malam (26/9).

_"Jadi memang saya sampaikan di sini sebelum bangsa ini merdeka memang PKI ini adalah punya antropologi budaya pemberontakan. Pemberontakan ini ditumpas karena kondisi persenjataannya tidak sehebat Belanda,”_ ucap Gatot di acara virtual tersebut.

Dia menambahkan, tujuan pendirian PKI adalah membuat Republik Indonesia berkiblat kepada Uni Soviet.

_“Sangat jelas bukan sebagai peran patriotisme kebangsaan Indonesia, karena tidak dilakukan bersama-sama dengan seluruh kekuatan bangsa lainnya, tetapi semata-mata hanya sebagai untuk merebut kekuasaan dan berkuasa,”_ katanya.

*Yang kedua,* _kata Gatot, ciri dari PKI yakni merebut kekuasaan dan berkuasa._

*Awalnya di tahun 1926, lalu di tahun 1948, dan terakhir di tahun 1965.*

Gatot mengingatkan bahwa ada yang perlu dicermati setelah PKI ditumpas dan terus menerus diawasi oleh Belanda, hanya dibutuhkan waktu 20 tahun, atau setelah 4 tahun Indonesia merdeka PKI kembali melakukan kebiasaannya memberontak.

_"Bayangkan bagaimana suasana kebangsaan kita tahun 1948 negara Indonesia yang usianya masih sangat belia serta terjadi megapolitik yang sangat tinggi juga sedang menghadapi agresi militer belanda peluang ini dimanfaatkan untuk kudeta pada tahun 1948,”_ ucapnya.

*Kemudian ciri khas PKI yang ketiga,* lanjut Gatot, _yakni melakukan penculikan, penganiayaan terhadap warga sipil, polisi dan juga ulama._

_“Tapi melakukan operasi militer terutama dilakukan oleh pasukan Siliwangi pada akhir november 1948 pemberontakan PKI dapat ditumpas dengan ditembak matinya Muso, dan kemudian menyerahnya Amir Syamsuddin,”_ ujarnya.

_"Ini benar-benar harus kita waspadai,”_ demikian Gatot.

Sejumlah profesor dan doktor sejarah perpolitikan Tanah Air menanggapi pernyataan dari Gatot Nurmantyo, antara lain Prof. Siti Zuhro sebagai pengantar.

Yang menjadi penanggap atas diskusi virtual tersebut yakni *Prof. Bagir Manan, Dr. Fahmi Idris, Prof Aminuddin Kasdi, Dr. MS Kaban dengan dimoderatori oleh Prof. Asep Saeful Muhtadi dan Dr. Ilah Holila.*

*Di Surabaya Gatot Nurmantyo Ingatkan Kekuatan Komunis Gaya Baru Terus Berproses*

Gatot mengingatkan bahwa saat perang dingin selesai, seolah-olah sudah tidak ada lagi Blok Timur, begitu Rusia pecah, tetapi ternyata pelan-pelan bangkit kembali.

_“Mereka punya konsep Gerakan Komunis Gaya Baru. Mereka menggunakan beberapa sistem perang, yaitu asimetric war gerakan clandestin dengan menggalang kekuatan perlawanan rakyat, menyebar fitnah, membangun opini, melemparkan isu-isu sentimental, memprovokasi kekuatan sipil society mengatasnakamakan kebenaran, keadilam, kesejahteraan untuk msyarakat agar membenci pemerintah khususnya Soeharto,”_ paparnya.

Secara masif mereka menstigma bahwa Soeharto otoriter, antidemokrasi, militeristik, bertangan besi, antiIslam, anak manis Amerika, kapitalis, antikebebasan dan KKN.

Secara massif pula mereka mengolah peristiswa Malari, Marsinah, Tanjung Priok, DOM Aceh, pelanggaran HAM (hasil asymetric war) reformasi dan jatuhnya pemerintah Orba. Mereka berhasil membuat stigma bahwa Soeharto musuh utama PKI.

*Yang kedua kata Gatot adalah proxy war dengan cara membangun kekuatan sosial politik dengan menyusupkan para kader, agen anak-anak PKI ke dalam berbagai strata instansi, kementerian, partai, ormas agama, organisasi pemuda, LSM, dan institusi negara untuk menggalang kekuatan politik dan rakyat serta mengendalikan pemerintahan. Hasilnya terjadinya amandemen UUD 1945 dan lahirnya UU pesanan (crossing yuridis).*

*Bahkan sekarang kata Gatot,* _Mahkamah Konstitusi lebih tinggi dari semua UU yang ada._

_“Saya pernah bilang, kalau gitu tidak usah bikin undang-undang lagi ke DPR, langsung saja ke Mahkamah Konstitusi,”_ katanya.

Untuk membukttikan analisis Gatot, ia mengajak untuk mengingat proses yang sekarang dikerjakan MK.

_“Kita lihat saja nanti apakah Judicial Review yang dilaukan PSI soal usia capres dikabulkan atau tidak. Sekarang sudah terjadi masa jabatan pimpinan KPK bisa diubah. Jadi semau-maunya saja. Ini semua keberhasilan proxy war,”_ katanya.

Setelah semua siap, kata Gatot, tahapan berikutnya adalah memasuki soft revolusioner melalui Neo Cortex War, yakni operasi strategi kontradiksi yang meliputi antara lain:

*Pertama* _menjadikan agama mayoritas penduduk Indonesia (Islam) menjadi musuh negara yang harus dihabisi. Framing negative radikal, intoleran, terorisme terhadap Islam sebagai kelompok mayoritas, menggunakan instrumen kekuasaan memecah belah sesama umat Islam._

_Mereka gunakan pernyataan tokoh berpengaruh untuk mewujudkan pecah belah itu dengan mengatakan_ *“agama adalah musuh Pancasila”* _seperti yang disampaikan Prof. Yudian Wahyudi atau agama adalah candu oleh Mao Tse Tung, stigmaisasi agama sebagai ancaman negara untuk menjauhkan negara dari pengaruh agama._

*KeDua,* _menjadikan institusi pertahanan dan keamanan (TNI dan Polri) warga kelas bawah dengan tuduhan pelanggaran HAM berat/pembunuh rakyat sehingga dimusihi oleh rakyat dan dunia internasional._

*KeTiga,* _UU TNI direvisi atas pelanggaran HAM tahun 1965 dengan target TNI masuk barakdan Komando Teritorial (Babinsa,Koramil, Korem, dan Kodam) dihapuskan. UU pidana TNI diubah menjadi UU Pidana Umum._

*KeEmpat,* _menjadikan polisi garda utama alat negara mirip gaya kepemimpinn Stalin, Hitler, dan Mao Tse Tung._

*KeLima,* _menggunakan Teori Guna Tolol atau memanfaatkan tangan orang lain (institusi) yang oportunis sebagai ujung tombak._

*KeEnam,* _persiapkan alibi penundaan Pemilu atau perpanjangan periode jabatan presiden atau menang Pilpres 2024._

*KeTujuh,* _memastikan estafet kekuasaan tetap status quo._

*KeDelapan,* _mengejar target UU HIP dan UU BPIP._

*KeSembilan,* _memposisikan presiden sebaga Panglima Tertinggi._

*KeSepuluh,* _terbitnya Inpres Nomor 2 tahun 2023, di mana masyaraat akan berduyun-duyun menjadi PKI untuk menjadi warga yang semua kebutuhan hidupnya ditanggung negara (bangsawan)._

*KeSebelas,* _mencabut Tap MPRS No 25 tahun 1966 dan UU No. 27 tahun 1999._

*KeDuabelas,* _PKI kembali eksis dan legal._

*KeTigabelas,* _realisasi partai tunggal di DPR-RI._

Strategi ini, kata Gatot, hari ini sebagian sudah kita rasakan semuanya dan akan terus berproses.


[katalogika]

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama