Ingin Kukabarkan Kepada Dunia

Ingin Kukabarkan Kepada Dunia

Pipiet Senja




Ingin kukabarkan kepada dunia

tentang penyintas thalassemia

sosok mirip drakula sepanjang masa

bukan salah bunda mengandung

bukan keliru bapak melindung

apa daya tiap purnama

menatih langkah ringkih

menghampiri selang rona memerah


Ingin kukabarkan kepada dunia

masa kanak-kanak yang kerap

Diperundung

anak-anak nakal menghina-dina

meneriakkan lantang melecehkan

perutku yang buncit

mataku yang menguning

dan hidungku yang melesak

mujurlah otakku cemerlang

hingga bisa kulawan mereka

dengan angka-angka gemilang

berdiri aku di arena akademia

kuangkat tinggi-tinggi setiap 

piagam penghargaan

Wahai, dunia, dunia yang tak ramah

lihatlah si drakula ini ternyata

bisa berlaga!

Meskipun tim medis telah memvonis

harapan hidupku tipis

namun, aku terlahir sebagai 

anak pejuang 45

bapakku senantiasa menyemangati

ibuku senantiasa mengetuk pintu langit

mereka melangitkan semesta doa

tetaplah ikhtiar, anakku

teruslah berjuang, buah hatiku

jangan pernah menyerah

jika Allah Swt berkenan tiada 

yang musykil: kun fayakun!

Ingin kukabarkan kepada dunia

masa remaja nan dukalara

kembang kemboja berguguran

tampak dari jendela perawatan

malam-malam dirundung kidung kematian

sebelah menyebelahku tak tahan

mengucap selamat tinggal

sampai jumpa di kampung akhirat, teman

Sungguh, tiada bunga mewangi

apalagi asmara nan sarat gairah

terbaring aku tak berdaya

bergulat dengan aura kematian

setiap detak jantungku

seakan hendak henti berdetik

tangan malaikat maut

seolah siap menjemput

Dengarlah, detak-detak mesin pencatat

nadiku nyaris tak teraba lagi

tiga pekan dinyatakan mati suri

ketika keluarga meyassinkan

mereka telah ikhlas melepasku pergi

seketika mataku melotot 

dan minta makan, saudaraku

Wahai, takdir, takdirku sebagai

penyintas thallasemia

inilah si ringkih yang telah divonis

tipis asa peri kehidupan; tiga kali terjadi

ternyata benar: kun fayakun!


Hari ini aku masih berdiri di sini

mengabarkan kepada dunia 

melalui puisiku

Kubayangkan wajah Professor 

yang suka menggodaku

Eh, ini pasienku yang seniman, 

masih hidup ya?!

Kali ini akan kujawab dengan sumringah

Iya, Prof, aku masih hidup

Lihatlah, kaki-kakiku masih menapak

Artinya aku bukan arwah gentayangan

apalagi kuntilanak nyasar

Wahai, anak-anak penyintas 

thalassemia sedunia

Ingat, jangan pernah menyerah

Damai dan tetaplah tawakal

Seraya mengepal dua tinju 


mungilmu: semangat!

Allahu Akbar!

Jakarta, 22 Maret 2022


Pipiet Senja, sastrawati Nasional, menulis sejak 1975. Berbagai genre, terutama tentang perempuan. Ribuan cerpen dan ratusan novel telah ditulis, tetapi yang baru diterbitkan sebagai buku 203. Mentor Literasi untuk santri Askar Kauny. Mentor kelas menulis TKI; Hongkong, Malaysia, Singapore, Mesir, Mekkah dlsbnya. Aktivitas Manini 67 tahun dengan lima cucu ini selain menulis, wara-wiri ke rumah sakit sebagai penyintas Thallasemia. Suka diminta Orasi dan baca puisi, sebab ia pun Aktivis 212. Pesannya:"Menulislah yang baik-baik saja, jangan menyesatkan, sebab kelak tulisan kita akan dimintai tanggung jawab. Salam Literasi."

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama