Pipiet Senja Baca Puisi Bersama Solidaritas Perempuan Tolak Ahok
Jakarta, 16 September
2016
Waroeng NKRI, komunitas Cinta
Tanah Air sering mengkritisi kebijaksanaan, tepatnya kezaliman rezim saat ini, menyuarakan
ketakadilan dan ketimpangan yang menimpa warga terpinggirkan. Setelah berbulan
bergaul melalui Whats App Grup yang dikomandani oleh Adjat Sudradjat, mereka
memutuskan untuk melakukan aksi damai.
Aksi damai pertma kali
ini diperuntukkan bagi anggota perempuan yang suka disebut juga sebagai
Srikandi WNKRI. Adapun tema yang diusung adalah Perempuan Tolak Ahok!
Selain komuntas Waroeng
NKRI yang berdatangan dengan dana masing-masing dan tanpa pamrih dari berbagai
daerah, Jabotabek, Bandung, Bogor, Solo, Surabaya dan Pekanbaru. Bergabung pula
ibu-ibu dari kampung Akuarium, kampung Luar Batang dan Muara Angke. Mereka
adalah korban gusuran yang telah dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahya
Purnama alias Ahok.
Titik kumpul pukul 11.00
di pekarangan Gedung GPI Menteng Raya 58 Jakarta Pusat. Mereka mulai bergerak
setelah Jumatan menuju Bala Kota, tempat Gubernur DKI berkantor. Dua mobil
butut Kopaja yang sudah lama terancam dikandangkan, mengangkut sekitar 100 ibu-ibu
berbusana pink.
Tiba di depan Gedung Balai Kota mereka turun dari Kopaja,
maka mulailah aksi memukul mukul panci, katel dan perabotan dapur lainnya. Diawali
doa dan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan pengantar dari Andi Rini
Sukmawati, bertema Ibu Pertiwi Menangis."Ahok telah gagal sebagai pemimpin, karena sering
mengumbar kata-kata tak senonoh. Sehingga anak saya yang masih kecil bertanya, siapa
itu Mama? Kenapa ngomongnya begitu?” demikian antara lain disuarakan
keprihatinan oleh Andi Rini Sukmawati sebagai Jubir sekaligus PJ Korlap. Beberapa lagu perjuangan dikumandangkan diseling yel-yel;
“Ahoooook, Turun! Ahok, Ahooook, Gusur!”
Giliran baca puisi oleh Pipiet Senja, penulis senior
Indonesia, suara nenek 60 tahun yang sering ditransfusi darah dan jantungnya
sudah bermasalah ini, ternyata lantang dan menggelegar. Diawali dengan takbir
tiga kali, penulis yang sering dijuluki Teroris (Tukang Meneror Menulis) kaum
Buruh Migran Indonesia ini penuh enerjik dan semangat juang 45,. Ia
menyuarakan; Suara Kami Adalah Semesta Amarah, kepedihan, luka maha terutama
untuk korban penggusuran, dan protesnya atas masjid-masjid yang dibongkar oleh
Ahok.
Aksi yang berlangsung sekitar satu jam ini diakhiri
dengan dua testimoni korban penggusuran di Luar Batang dan Muara Angke. Sebelum
ditutup ada kado spesial untuk Gubernur DKI yang tak jua berani keluar, yakni,
berupa dua celana dalam dan dua kutang bernuansa kembang-kembang pulas pink.
“Tolak Ahooook! Gusuuuur
Ahok! Turunkan Ahok!” (Jakarta, PS)
@@@
Gabungan Soidaritas Perempuan WNKRI, Luar Batang, Akuarium
Andi Rini Sukmawati Juru Bicara Srikandi Waroeng NKRI
Posting Komentar