Bilik Sastra VOI RRI: Mengabadikan Cinta Tanah Air di Perantauan

Bilik Sastra bersama Mahasiswa dan BMI Taiwan di KDEI



Penghujung Desember 2010, sepulang pendampingan untuk Buruh Migrant Indonesia program Dompet Dhuafa di Hong Kong, seorang rekan aktivis broadcasting, Bambang Soedjadi mengajak saya mampir ke kantor Kabul Budiono di gedung RRI, Merdeka Barat.

Dari bincang-bincang siang itulah, kami, Kabul Budiono, Rita Asmara, Risal dan staf lainnya, tercetus program yang diberi nama; Bilik Sastra. Yakni program Siaran Luar Negeri yang mengudara dalam bidang penyiaran sastra dan budaya.

“Visi dan missinya antara lain mengabadikan cinta Tanah Air dengan karya sastra, tulisan, spesial cerita pendek,” demikian Kabul Budiono, saat itu menjabat Kepala Stasiun RRI Jakarta.
Bilik Sastra mengudara mulai Minggu, 16 Januari 2011 pukul 13.05-14.00 WIB. Siarannya melalui live streaming VOI, http://en.voi.co.id/. Dua cerpen dibacakan dan dikomentari, satu dari Hong Kong, satu lagi dari Taiwan. Untuk Hong Kong dibacakan langsung oleh penulisnya Mega Vristian, dari Taiwan dibacakan oleh Eny Budiono di studio VOI RRI Jakarta.
Siaran kedua sekaligus launching Bilik Sastra resmi dilaksanakan 23 Januari 2011, langsung dari Pusat Dokumentasi Sastra HB Yasin Taman Ismail Marzuki. Dua cerpen dibacakan, Persembahan Untuk Ina karya Jenny Ervina BMI Taiwan dan Surat Berdarah Untuk Presiden karya Jaladara BMI Hong Kong. Pembahasnya selain Pipiet Senja adalah Linda Djalil penulis, mantan wartawan Tempo.
“Membuat acara yang baik kewajiban Lembaga Penyiaran Publik seperti RRI. Bilik Sastra adalah salah satu wujudnya. Acara ini didisain atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk publik. Ide dan bahannya dari publik. Dibacakan sendiri oleh publik, dan dipersembahkan untuk publik. Melalui acara ini VOI juga berusaha mewujudkan missinya, yaitu memberikan informasi kepada warga negara RI di luar negeri. Melalui acara Bilik Sastra, VOI RRI ingin meningkatkan harkat manusia. Jika selama ini TKW/BMI khususnya pembantu rumah tangga dikesankan alam strata sosial kelas bawah, Bilik Sastra berusaha mengangkat dan memanusiakannya,” demikian Kabul Budiono yang kini menjabat Direktur Penyiaran Siaran Luar Negeri.
Antologi Bilik Sastra Jilid Satu: Siluet Pahlawan
Ternyata program SLN Bilik Sastra sangat diminati oleh WNI yang sedang bermukim di mancanegara. Berkat link yang dimiliki Pipiet Senja, bekerjasama dengan komunitas Forum Lingkar Pena di berbagai negara, karya-karya yang masuk ke redaksi Bilik Sastra semakin mburudul dari minggu ke minggu.
Kru Bilik Sastra kemudian menggagas untuk memilih dua karya terbaik setiap tahun, selain 30 cerpen unggulan dari ratusan cerpen yang dibacakan dan dibincang, dicetak sebagai antologi karya bersama. Buku kumpulan cerpen Bilik Sastra Jilid Pertama adalah Siluet Pahlawan, mengambil judul cerpen terbaik karya Nadia Cahyani, BMI Hong Kong.
Pada 2011 terpilihlah dua cerpenis terbaik, yakni; Nadia Cahyani BMI Hong Kong dan Nessa Kartika BMI Singapura. Keduanya didatangkan dari tempat mereka berdomisili saat itu, mendapatkan hadiah berupa laptop dan sejumlah uang tunai. Kedua BMI ini pun menghadiri resepsi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2011 di Istana Merdeka, dan menghadiri acara Pidato Presiden di Gedung MPR/DPR Senayan.
Malam Anugerah Bilik Sastra Award 2012

Diudarakan, Dibincang dan Dibukukan
Pada tahun berikutnya, 2012, terpilih pula dua cerpen terbaik yakni, Ketika Cinta Memanggilku Mama karya Julie Nava WNI yang mukim di Michigan, USA dan Jalan Pilihan karya Indira Margareta BMI Hong Kong.
Untuk tahun ini, 2013, telah terpilih dua cerpen terbaik, Surban Batik karya Arul Chairullah mahasiswa Yaman dan Lelaki Penantang Langit karya Rahayu Wulansari BMI Taiwan.
Saat ini Bilik Sastra sudah memasuki tahun ketiga. Tahun pertama,  2011, didominasi karya mahasiswa Taiwan. Tahun kedua, 2012, didominasi karya BMI Hong Kong. Maka, tahun ketiga ini, 2013, kebanyakan karya BMI Taiwan, beberapa dari Hong Kong, Macau, Turki, Mesir, Dubai, Kuwait, Yaman, Singapura, Malaysia, Johor Bahru, Polandia, Inggris, Thailand, Australia dan USA.
Bersama Ketua KDEI di Taipei

Tema dan Penglataran yang Unik
Tema dan penglataran yang diangkat para penulis Bilik Sastra beragam. Mulai dari keresahan, curah hati kaum BMI atas ketakadilan dan kezaliman yang mereka tanggung di perantauan, perjuangan mahasiswa atau student dalam meraih beasiswa, persahabatan antar bangsa, adaptasi dengan penduduk pribumi, kendala bahasa yang carut-marut dan menggelikan, hingga nostalgia romantis antar suami-istri, kekasih di negeri orang.
Penglataran memang sesuatu yang mahal untuk penulis. Maka, para penulis di mancanegara, seperti cerpen-cerpen yang masuk ke desk Bilik Sastra, tampak sekali ingin menuangkan segala sudut penglataran melalui karya mereka. Pemirsa di pelosok Tanah Air baru mengetahui ada satu tempat bernama Krakow, ketika penyiar di studio VOI RRI membacakan cerpen dari Polandia.
Menyapa BMI Taiwan dan Hong Kong
Orang penting di KDEI Taipei Bertanya Bilik Sastra
Saresehan Radio, Jurnalis dan Sastra, terselenggara di KDEI Taipei, Minggu 21 Oktober 2012, kerjasama dengan FORMMIT, Forum Mahasiswa Muslim Indonesia Taiwan. Inilah pertama kalinya kru Bilik Sastra bersama Kabul Budiono, Rita Asmara Risal Rachim dan dua petinggi RRI Muhammad Anhar dan Zulhaqqi Hafiz, berbagi ilmu dengan mahasiswa dan BMI Taiwan. Selain gelar acara bersama FORMMIT, VOI RRI pun menandatangani MoU dengan RTI, Radio Taiwan Internasional.
Acara share Bilik Sastra di atap pun jadi, Dompet Dhuafa Hong Kong

Tiga hari di Taipei, dilanjutkan terbang ke Hong Kong, kru Bilik Sastra pun sharing ilmu dengan perantau kita di Negeri Beton. Meskipun dadakan dan bukan di gedung ataupun aula megah, melainkan di atap kantor Dompet Dhuafa Hong Kong, ternyata hadirin mbludak dan buku karya Pipiet Senja laris-manis diserbu.
Sebagaimana dilakukan di Taipei, Kabul Budiono pun menyerahkan 100 eksemplar buku Siluet Pahlawan kepada Dompet Dhuafa, hasil penjualan disumbangkan untuk para BMI yang sedang bermasalah dan terpaksa tinggal di shelter Dompet Dhuafa.
Membincang Karya Bilik Sastra di KDEI disaksikan Kabul Budiono
Rita Asmara penyiar Mandarin dan Kwek Li Na penulis Taiwan

Mengguncang Mesir di Tengah Kudeta Militer
Bekerjasama dengan komunitas Masisir, mahasiswa Indonesia di Mesir, kru Bilik Sastra diundang ke Kairo, 3 Juli 2013. Di tengah suasana konflik yang semakin memanas itulah, para penulis rombongan Bilik Sastra, mengguncang Mesir, istilah anak-anak Masisir. Mereka terdiri dari; Pipiet Senja, Irwan Kelana dari Republika, Sastri Bakry sastrawati-Irjensus Kemendagri, Eddy Sukmana dan Nismah Ashari dari VOI RRI serta dua petingginya; Muhammad Anhar dan Zulhaqqi Hafiz.
Risal Rachim produser Bilik Sastra
Garin Nugroho di Bandara Soeta:Mau ke Jepang

Menggisi Simposium PPI Timur Tengah
Pada kesempatan ini pun Muhammad Anhar, Zulhaqqi Hafiz, Eddy Sukmana, Irwan Kelana dan Sastri Bakry menjadi pemateri pada Simposium PPI Timur Tengah, menggantikan Mahfudz MD dan Hasan Wirayudha yang membatalkan kunjungan ke Mesir, disebabkan takut menghadapi krisis kudeta Militer.

Melahirkan Para Penulis Mumpuni Dari Perantauan
Dari tahun ke tahun cerpen yang masuk semakin berkualitas. Para penulis bukan sekadar iseng atau hobi belaka, melainkan sebagian memang telah memilih profesi sebagai penulis. Semangat para penulis Bilik Sastra ini tak kalah tinggi dan seriusnya, baik dari kalangan TKI maupun mahasiswa dan ibu-bapak WNI yang sedang bertugas di mancanegara. Semoga segera berlahiran penulis mumpuni dari Bilik Sastra. (Pipiet Senja, Kedah-Malaysia, Septermber 2013)





0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama