Yana Agung: Lakon Cinta Terlarang







Hubungan sejenis memang sudah terkenal di telinga kita, BMI di Hong Kong, seperti yang sering terlihat di sekitar kita. Mereka  sering memamerkan kemesraan di sepanjang jalan menuju Victoria Park.

Sebenarnya masalah lesbi sering jadi tanda tanya yang sangat besar, apakah mereka terbawa arus kebebasan di Hong Kong, penyakit. Atau hanya karena gengsi pergaulan di lingkungan mereka sendiri.

Ada kisah pasangan lesbi yang kebetulan tinggal di shelter Iqro.
Mereka tersandung masalah kerja dengan majikan karena ulah mereka sendiri. Seperti layaknya pasangan suami-istri mereka juga sering ada pertengkaran dan salah paham.

Suatu hari pasangan ini juga habis bertengkar hebat, Kiki (sebagai perempuannya) yang dari segi dandanan dan penampilan lebih feminin dari pasangannya. Hatta, ia merasa kecewa dan putus asa setelah Rendy (sebagai laki-lakinya) dari segi dandanan dan penampilan lebih menyerupai laki-laki, memutuskan untuk berpisah dan ingin kembali normal.

Saking kecewanya, Kiki memutuskan untuk mengiris urat nadinya dengan pecahan kaca dan minum air pemutih (bleach).

Majikan curiga dengan keadaan Kiki yang mengurung diri di kamar seharian. Maka, ia berusaha membuka pintu kamar Kiki yang dikunci dari dalam, mendobraknya secara paksa.
Betapa kagetnya sang majikan!

Tampaklah mulut Kiki yang sudah berbusa dan darah segar mengalir dari pergelangan tangannya. Majikan segera melarikan Kiki ke rumah sakit terdekat di daerah Tsung Kwan O.

Beruntunglah Kiki, dokter berhasil menyelamatkan nyawanya. Perlahan kondisi kesehatanya pulih, dan diperbolehkan pulang dalam beberapa hari. Pihak dokter menyarankan agar membawa  Kiki ke rumah sakit rehabilitasi mental di daerah Mongkok.

Selama dirawat di rumah sakit Mongkok inilah Rendy sering mengunjungi dan merasa bersalah. Sehingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, dan rela menemani pasangan lesbinya di jam-jam kunjung rumah sakit.

Rendy tidak berusaha mencari majikan baru, padahal dia tahu hanya memiliki waktu selama 14 hari setelah keluar dari pekerjaannya.

Pihak dokter rehabilitasi mental mengizinkan Kiki keluar dari rumah sakit, dinyatakn stabil baik emosi dan pikirannya. Agen menyarankan agar Kiki pulang dulu ke Indonesia.

Namun, Kiki tidak mau berpisah dengan Rendy. Saran Agen ditolak dan meminta bantuan dari advokasi Dompet Dhuafa, agar membimbing mereka berdua menyelesaikan masalahnya.

Untuk masalah Kiki bisa menempuh jalur hukum, karena menuntut hak pemberhentian yang berupa uang tiket, cuti tahunan plus gaji yang belum dibayar, serta libur yang belum diambil.

Kasus Rendy, Dompet Dhuafa HK hanya bisa merekomendasikan untuk segera mencari majikan dan menunggu Visa di Macau. Kebetulan ada shelter di Macau di bawah binaan Dompet Dhuafa Hong Kong, yakni; MATIM; Majelis Taklim Indonesia-Macau.

Setelah masing-masing selesai masalahnya kini mereka telah bekerja kembali di rumah majikan masih-masing.

Namun, yang membuat saya terkejut adalah keputusan mereka untuk keluar lagi dari pekerjaan. Hanya karena masalah libur yang tidak sama, yakni hari Minggu!

Sungguh aneh memang pasangan lesbi yang ada di Hong Kong. Banyak di antara mereka lupa keluarga, rela menghamburkan uang hanya untuk bersenang-senang bersama pasangannya.
Bahkan banyak juga yang rela meninggalkan pekerjaannya,  kemudian memilih hidup bebas di Macau tanpa Visa.

Tentang penyimpangan hubungan ini, seharusnya menjadi perhatian serius bersama. Bagaimana mencari solusi dari masalah ini?

Bagi pendatang baru di Hong Kong, sebaiknya mengambil hikmah dari kejadian ini. Agar  tidak salah dalam memilih pergaulan dan masih mengingat niat, apa sebenarnya tujuan bekerja di Hong Kong? (Narasumber: Yana Agung - Hong Kong)

Catatan; Yana Agung, bekerja sebagai BMI HK selama bertahun-tahun, aktif sebagai relawan DD HK, membantu teman-teman sesama BMI yang sedang bermasalah. Saat ini, Yana telah kemnbali ke Tanah Air, menjadi istri lelaki bernama Agung Mahdi, dikaruniai seorang anak masih Balita.

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama