Pipiet Senja
Mari kita rangkai satu balada, Bestie
Tentang kisah Emak Ojol semata
Bersama anak kesayangannya
Dulu tinggal di kontrakan kumuh
Yang sering nunggak tiga bulan penuh
Merasa tak penting disebut namanya
Kuatir bawa aib buat keluarga
Sebab kawin lari dengan cintanya
Berkelana dari desa ke Ibukota
Menyulam asa dan cita
Bersama pujaan hatinya
Lelaki yang di matanya bagai Arjuna Wiwaha
Tahun demi tahun berlalu, Bestie
Ternyata kisah cintanya tak sempurna
Kini Mak Ojol duduk njemprak di pinggir jalan
Menanti panggilan langganan
Berharap minta diantar ke kejauhan
Biar dapat cuan buat sarapan plus makan siang
Membayang di sudut matanya, Bestie
Bertahun silam buah hati telah pergi
Meninggalkan Emak demi perubahan
Diajak temannya melanglang buana
Ke negeri penuh cahaya
Bertabur cerita buah hatinya, Bestie
Ia sudah bisa tertawa dan bercanda
Tak lagi meringkuk di kamar sempit
Nada sendu di perut melilit
Dendang miskin telah berubah
Disilih rebana padang pasir
Nasi briyani daging kambing
Bukan sayur belimbing
Kesukaan si Samsul anak Lurah
Miiiit-amiiiit, miiiit-amiiiit!
Emak Ojol masih nunggu panggilan
Mendadak nyeri membeset dada
Terkenang sosok tak punya hati
Demi pelakor genit sekali
Tega minggat ninggalin anak bini
Wooooi, lelaki tak tahu diri
Moga kena azab dikebiri
Preeet, preeet, preeet!
Lihatlah, Bestie!
Emak Ojol masih ngejemprak di pinggir jalan
Nunggu langganan tak kunjung datang
Dari pagi sampai petang
Hanya dapat tiga orang
Meskipun nyaris kelaparan
Lima waktunya tak pernah ketingalan
Efek ikut pengajian
Bersama Emak Atun dan kawan-kawan
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
Allahu Akbar!
Pagi berganti siang
Siang pun disilih petang
Emak Ojol kepingin pulang
Mendadak ada yang datang
Perempuan cantik turun dari sedan
Berhijab apik digandeng Sultan
Dia berlari memeluk erat Emak Ojol
:Emak, aku pulang, Maaak
Sedetik Emak Ojol terpesona, Bestie
Detik berikutnya dia teriak lantang
Neng Oneng, Neng Oneng, kamu pulang
Janji jangan tinggalin Emak lagi
Oneng mencium tangan emaknya
Sultan pun mengikuti jejaknya
Seraya menyapa ibu mertua
Mau tetap di sini atau ikut kami, Mak?
Emak Ojol teguh menjawab:
Wakanda No More NKRI Forever!
Alhamdulillah, tabarakallah
Demikianlah balada Emak Ojol, Bestie
Doa dan ikhtiar takkan mengkhianati
Emak Ojol pantang menyerah
Meski mimpi atau fakta
Pokoknya: Senantiasa Jalan Perubahan
Allahu Akbar!
Merdeka!
Sukmajaya, 31 Desember 2023
Balada ialah puisi yang digemari Rendra kala muda, terpengaruh Lorca. Puisi pamflet Rendra tahun 1970-an amatlah ramai disimak-dengarkan.
BalasHapusPuisi balada Pipiet Senja di atas sekelas puisi balada Rendra. Kritik sosio-politiknya keras, tetapi dalam balutan baris-baris puitis, tidak komunikatif seluruhnya.
Ada alusi penyebutan "si Samsul anak Lurah", ada pula semboyan "Wakanda No More NKRI Forever!", sindiran yang tajam saat ini.
Tokoh Emak Ojol tetap teguh pendirian pada "perubahan" meskipun hegemoni politik, meminjam istilah Gramsci, kian menggila.
Sikap seorang sastrawati senior moralis Pipiet tampak dari tindakan nonverbal Emak seperti salat 5 waktu meskipun atas dalih terpantik efek ikut pengajian semacam kekosongan eksistensial (existential vacuum), istilah Ben Anderson tempo dulu.
Bahkan ajakan Sultan dengan iming-iming megah pun tak berhasil mengusik Emak Ojol.
Emak Ojol representasi dari kaum kanan, kaum positif saat ini yang mendamba perubahan di NKRI ini.
Selamat, Bu Pipiet, atas puisi baladanya!
Posting Komentar