Gelar di Depan Nama



Pipiet Senja

PAling takut plus malu diri jika di spanduk, flyer selamat datang ada embel embel depan nama Pipiet Senja.

Dengan Hj atau Ustadah. 

Reaksiku langsung akan minta spanduk diturunkan, kutahu juga tak bisa diganti dadakan.

Ya sudah cukup tulis saja sbb:

Narasumber Pipiet Senja, Penulis atau Teroris, Tukang Teror Menulis.

Sahabatku yang pernah dipenjarakan dengan tuduhan mencemarkan nama baik seorang elit politik, bilang:"Gak apa-apa Teteh. Ustadah kan artinya guru. Teteh juga guru menulis, ya kan?"

"Bedalah, Ustadah untuk guru agama Islam dengan ilmu mumpuni. Ibaratnya sesuai Prodinya, eeeeh..." Dan bla bla bla dalih yang bikin sahabatku nyengir.

Nah, si Manini ini kan ijazah saja hanya sampai esempe. Pendidikan formal kelas dua esema, itupun kelas karyawan dua jam malam hari.

Serius tak malulah awak mengaku begini. Memang fakta kok.

Di pesantren pun tak mondok menetap. Sebulan sekali dijemput Emak untuk transfusi. Maklum Thaller, tukang ngedrakuli.

Ketika ada yang nawarin jadi Caleg. Ini setelah nama penaku berkibar. Ratusan karya, diundang ke beberapa negara dan pelosok Tanah Air. Cieee, cieee....

Karuan aku terpesona, Bestie.

"Masa ijazah esempe bisa nyaleg?" tanyaku menahan geli campur nano-nano. Kutatap tajam wajah calo partai tsb.

Aku yakin, dia dkk hanya mau memanfaatkan nama penaku saja.

"Tenang saja segala urusan dokumen kami urus. Bunda tinggal oke dan tanda tangan perjanjian ini...."

Tuuuh kan, kaaan!

Buru-buru kuminta enyah dari rumah mewah mebur. Rumahku dulu mepet sawah, mepet kuburan, Brow.

Kutulis cathar ini saat kulihat prosesi pemberian gelar apalah itu di pesantren? Gus, Ustad atau Kyai ya? Untuk anak Singanu Preeet.

Beritanya seliweran di akunku. Tak habis pikir. Segitunya tuh pesantren mau saja melakukannya dengan bangga. Dibayar berapa sih, Kyai?

Lebih tak tahu malu plus tak tahu diri pula, itu anak bau cikur yang ngaku gelar S2 luar nagreg, ternyata hanya setara esemka?

Wahai para perusuh negeri. Gerangan hendak dikemanakan bangsa ini oleh kalian? Peristiwa demi peristiwa sudah mirip jelang G30S saja.

Emak-emak, Gen Z milenial, para prajurit bangsa. 

Jangan bungkam saja.

Ayo, mari kita sama berjuang. 

Lawan ketakdilan dan kekacauan!

Bantu perjuangan H. Anies Rasyid Baswedan Untuk Indonesia.

Perubahan!

#AminkanAjaDulu

Allahu Akbar!

Merdeka!

Depok, 6 Januari 2024

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama