Paket Jelajah Nusantara
Karya Pipiet Senja
Paket I : Jelajah Sumatera
1. Jelajah Aceh: Keajaiban Museum Tsunami
2. Jelajah Sumatera Utara: Jejak Dakwah Pangeran Rao
3. Jelajah Sumatera Barat: Asal Legenda Si Malin
Kundang
4. Jelajah Jambi: Anak Kerinci Jadi Sultan
5. Jelajah Bengkulu: Pesona Bumi Raflesia
6. Jelajah Bangka Belitung: Nuansa Bakau Mangrove
7. Jelajah Sumatera Selatan: Cantiknya Kain Songket
8. Jelajah Lampung: Gajah Pintar Way Kambas
Paket II : Jelajah Jawa dan Bali
1. Jelajah Jakarta: Kota Tua Riwayatmu Kini
2. Jelajah Banten: Pesona Pulau Sangiang
3. Jelajah Jawa Barat: Permai Alam Parahiyangan
4. Jelajah Yogyakarta: Nuansa Laut Selatan
5 .Jelajah Jawa Tengah: Karimunjawa Nan Menawan
6. Jelajah Jawa Timur: Bumi Para Wali
7. Jelajah Bali: Pengasong Cilik di Kintamani
Paket III: Jelajah Indonesia Timur
1. Jelajah Nusa Tenggara Barat: Mutiara Dari Selatan
2. Jelajah Nusa Tenggara Timur:
3. Jelajah
Sulawesi Utara:
4. Jelajah Sulawesi Selatan:
5. Jelajah Kalimantan Barat:
6. Jelajah Kalimantan Selatan
7. Jelajah Papua:
8. Jelajah Tembagapura:
Paket Jelajah Nusantara
Usia: 5 – 12 Tahun
Kota Tua Riwayatmu Kini
1
Pipiet Senja
Ilustrasi
Keluarga
Zidan; Ayah, Bunda, Zidan dan Rolin
Ayah,
Muslim berumur 35, Konsultan IT
Bunda,
Muslimah berumur 35, Prajurit TNI/Kowal
Zidan,
anak laki-laki 11 tahun kelas 6 SD, cerdas berkacamata
Rolin,
anak laki-laki, Balita lucu, pintar, menggemaskan
Keluarga
Qania: Abi, Ummi dan Qania
Abi,
Muslim berumur 30, Musisi Nasyid
Ummi,
Muslimah berumur 30, Notaris
Qania,
anak perempuan 9 tahun kelas 4 SD, cantik, kreatif
Pengantar
Assalamu’ alaikum
wr.wbb.
Selamat pagi, siang,
dan sore, Anak Indonesia.
Kita jumpa kembalii
dengan Zidan, Rolin dan Qania.
Pernahkah kalian diajak
ayah-ibu untuk berwisata?
Pasti pernah, ya!
Zidan, Rolin dan Qania diajak
Jelajah Jakarta.
Ternyata tidak bisa
dijelajahi dalam sehari.
Banyak sekali
tempat-tempat menyenangkan di sekitar Jakarta.
Ada Taman Mini
Indonesia Indah.
Ada Dunia Fantasi.
Tak kalah menariknya
adalah Kota Tua.
Kota Tua peninggalan
zaman Belanda.
Kota Tua yang sangat
berbeda kini.
Penasaran, ya, anak-anak
Indonesia?
Mari, kita ikut Jelajah
Jakarta.
Salam Luar Biasa, Anak
Indonesia.
Pipiet Senja
1
Apa kabar, sahabat anak
Indonesia.
Semoga selalu dalam
ridho Allah SWT
Kali ini kita akan
Jelajah Jakarta.
Jakarta Ibukota Republik
Indonesia.
Siapkan fisik dan
semangat jalan-jalan, ayo!
Ilustrasi: Zidan, Rolin
dan Qania mengenakan pakaian adat Betawi.
2
Pagi itu keluarga Zidan
dan Qania sudah siap.
Mereka berkumpul di rumah
keluarga Zidan di Depok.
“Mengapa jelajahnya di
Jakarta dulu, Ayah?”
Nah, Zidan kumat banyak
bertanya.
“Jakarta adalah Ibukota
Republik Indonesia,” jawab ayahnya.
Ilustrasi: Keluarga
Zidan dan Qania berkumpul di rumah Zidan, Depok.
3
Bermula
kota pelabuhan Sunda Kelapa.
Saat itu
dikuasai oleh Kerajaan Hindu Pajajaran.
Menjadi
pusat perdagangan memikat bangsa Portugis.
Portugis
masuk mau membangun benteng di Muara Ciliwung.
Tahun
1527 Pangeran Fatahillah menguasai Sunda Kelapa.
Ilustrasi:
Ayah Zidan cerita sejarah Jakarta di depan Zidan, Qania dan Rolin.
4
Pangeran Fatahillah mengubah namanya jadi Jayakarta.
Jayakarta
semakin berkembang pesat.
Bangsa Eropa,
Belanda, Portugis dan Inggris berdatangan.
Abad ke
17 Jayakarta dikuasai oleh Belanda.
Namanya
diubah menjadi Batavia.
Ilustrasi:
Zidan, Qania dan Rolin penasaran dengan kelanjutannya.
5
Saat
itulah dibangun kanal-kanal di tengah kota.
Belanda
lama juga menguasai Batavia.
Sekitar tiga
abad dari 1619 sampai 1942.
Datang
Jepang mau ganti nama Jakarta Tokubetsu Shi.
Jepang
kalah dan Indonesia merdeka:”Hidup Jakarta!”
Ilustrasi:
Anak-anak bersorak gembira, mengacungkan kepalan tangan segala.
6
“Tahukah Pahlawan
Nasional Jakarta?” tanya Ayah Zidan.
“Bang Jampang!” kata
Qania.
“Si Pitung kaliiii!”
Zidan menukas.
“Iya, kita sudah nonton
filmnya.” Rolin sepakat.
“Itu sih nama tokoh
dalam cerita,” bantah Ayah Zidan.
Ilustrasi: Anak-anak
berebut menjawab pertanyaan Ayah Zidan.
7
Satu Mohammad Husni
Thamrin.
Dua Wage Rudolf
Supratman.
Tiga Ismail Marzuki.
Empat Abdulrachman
Saleh.
Lima Piere Tendean.
Ilustrasi: Anak-anak memperhatikan
foto kelima Pahlawan Nasional Jakarta.
8
Esoknya mereka siap
menuju Jakarta.
“Kita mau ke mana dulu,
Yah?”
Ayah menepuk jidat.”Oh,
itu! Monas!”
“Masih pagi belum buka
tiket masuknya, Bang,” kata Mama Qania.
“Kita ikutan olahraga
dulu seperti orang-orang,” ajak Ayah Zidan.
Ilustrasi: Keluarga
Zidan dan Qania bergabung Olga di sekitar Monas.
10
Sambil
jogging anak-anak menyimak Ayah
Zidan.
Selain Stadion Gelora Bung Karno, GBK.
Jakarta kini punya stadion bertaraf
internasional.
Namanya Jakarta International Stadium, JIS.
Taman seluas 66,6 hektar aset Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Ilustrasi: Zidan takjub lihat kemegahan Jakarta
International Stadium, JIS.
11
Siangnya
mereka naik lift menuju puncak Monas.
Di
lantai bawah ada Diorama.
Sejarah
Jakarta sejak zaman dahulu kala.
Semuanya
dipajang di dalam etalase.
Dari
puncak Monas bisa melihat pemandangan Ibukota.
Ilustrasi:
Keluarga Zidan dan Qania berada di puncak Monas.
12
“Kita
lanjut Jelajah Kota Tua,” ajak Mama Qania.
“Di
mana itu, Ummi?” Qania penasaran.
“Di
seberang Stasiun Kota,” jelas umminya.
“Nah,
inilah Kota Tua….”
“Sudah
banyak perubahannya….”
Ilustrasi:
Zidan dan keluarga memasuki kawasan Kota Tua.
13
“Di sini ada
macam-macam Museum, Nak,” ujar Ayah Zidan.
“Apa saja,
Ayah?” Zidan penasaran.
“Ayo, kita
jelajahi saja semampu kaki kita, ya,” ajak Abi Qania.
“Ayo, siapa
takuuut!” sambut anak-anak kompak sekali.
“Semangaaat!”
seru Rolin mengikuti Zidan dan Qania.
Ilustrasi:
Keluarga Zidan menikmati keunikan Kota Tua.
14
Ayah Zidan memaparkan tentang sejarah Kota Tua.
Zaman Belanda Kota Tua dikenal dengan nama Batavia Lama.
Terkenal juga sebagai Permata Asia dan Ratu dari Timur.
Lokasinya strategis jadi pusat perdagangan di Asia.
Sumber dayanya melimpah ruah.
Ilustrasi: Zidan, Qania dan Rolin menyimak sejarah Kota Tua yang
dipaparkan Ayah
Zidan.
15
Pada tahun 1972 Gubernur Ali Sadikin mengeluarkan dekrit.
Kota Tua sebagai Situs Warisan.
Artinya melindungi dan melestarikan arsitek Kota Tua.
Kini walaupun sudah mengalami perombakan
Masih ada sisa arsitek gaya Eropa.
Ilustrasi: Zidan, Rolin dan Qania berfoto ria di depan Masjid Fatahillah.
16
Ada Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta.
Museum Maritim dan Museum Bank Mandiri.
”Ada Museum Wayang, Museum Keramik juga!” seru Zidan.
Di Museum Mandiri Qania bersikeras singgah.
“Lihat, ada acara baca puisi. Jadi kangen Manini,” ajak Qania.
Ilustrasi: Qania serius menyimak acara Literasi, penyair baca
puisi.
17
Kawasan Kota Tua diberlakukan Low Emission Zone.
“Apa artinya LEZ, Ummi?” Qania bertanya.
“Kawasan rendah emisi. Meningkatkan kualitas udara,” papar Ummi
Qania.
“Jalanan di Kota Tua dilapisi antiskid atau antilicin.”
“Agar para pemotor tidak lagi tergelincir.”
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania naik sepeda melintasi kawasan
Kota Tua.
18
Ternyata butuh waktu untuk berkeliling di Kota Tua.
Mereka sudah banyak juga melihat-lihat lokasinya.
Mulai dari bangunan bersejarah.
Hingga bangunan modern hasil perombakan.
Kota Tua sungguh berseri dengan wajah muda kembali.
Ilustrasi: Potret Gubernur Anies Baswedan meresmikan revitalisasi
Kota Tua.
19
“Kita istirahat dan makan dulu, ya Yah?” Bunda Zidan mengingatkan.
“Kita makan di Kafe Nusantara,” ajak Ummi Qania.
“Aku mau makan Soto Mie Bogor,” ujar Qania.
“Aku suka makanan Padang,” sambung Zidan.
Semua tertawa geli ketika Rolin berkata:”Susu dulu, Ndaaa….”
Ilustrasi: Zidan, Qania dan Rolin asyik santap siang di Kafe
Nusantara.
20
“Ada penginapan Bobobox di Kota Tua,” cetus Ayah Zidan.
“Oya, hotel Kapsul itu!” sambut Abi Qania.
“Murah meriah dan nyaman,” lanjut Ummi Qania.
“Musim liburan begini mungkin sudah penuh,” kata Bunda Zidan.
“Tenang saja. Ayah sudah pesan online 3 Kapsul,” ujar Ayah Zidan
kalem.
Ilutrasi: Zidan, Qania dan Rolin senang sekali menginap di
Bobobox.
21
Esoknya mereka sholat subuh di Masjid Luar Batang.
Dilanjutkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar Ikan.
“Sarapannya hidangan seafood
di Pasar Ikan, anak-anak,” ajak Ayah Zidan.
“Asyiiiik, pesta seafood!” Qania dan Rolin berjingkrak, girang.
“Heee, alhamdulillah begitu,” tukas Zidan mengingatkan.
Ilustrasi: Keluarga Zidan dan Qania beriringan menuju Masjid Luar
Batang.
22
“Kita mau lanjut ke mana sekarang, Bunda?” Zidan bertanya.
“Kita ke Taman Mini Indonesia Indah,” jawab Bunda Zidan.
“Kapan ke Dunia Fantasi, Uwak?” tanya Qania.
“Kalau masih siang, kita lanjutkan!” janji Bunda Zidan.
“Asyik, Dufan!” seru Zidan, Qania dan Rolin.
Ilustrasi: Zidan, Qania, Ayah dan Bunda memasuki kawasan TMII.
23
Di TMII ada banyak bangunan dan budaya Indonesia.
Bangunannya disebut Anjungan. Semua propinsi ada di sini.
Zidan berseru senang diajak naik kereta layang.
“Ini namanya Monorail,” jelas Bunda.
“Seperti nama ayam bakar. Hihi,” komentar Zidan.
Ilustrasi: Anjungan DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Bali. Dari Sabang
sampai Merauke.
24
Begitu turun
dari Monorail, Qania merasa pusing.
“Aduuuuh,
pusiiiing!” keluh Qania.
“Sini Qania,
mau susu ya?” Rolin menawarkan susu.
“Iiiih,
pusing, mual…. Air hangat saja,” pinta Qania.
Semua jadi
heboh membantu Qania.
Ilustrasi:
Qania mengusap-usap jidatnya. Merasa pusing!
Zidan
menyodorkan minuman buat sepupunya.
25
“Makanya,
jangan lupa makan dan minum,” sindir Abi Qania.
“Memang
sudah waktu makan siang nih?” Qania menatap ayahnya.
“Iyalah, gak
terasa sudah lewat tengah hari,” timpah Ummi Qania.
”Baiklah,
kita makan dulu, ayo!” ajak Bunda Zidan, tersenyum.
“Asyiiiiiik!”
seru Zidan, Rolin dan Qania, kompak sekali.
Ilustrasi:
Keluarga Zidan dan Qania makan di tepi danau. Ada warung makan di situ.
26
Kemudian
Ayah Zidan mengajak mereka ke Masjid Agung At-Tin.
“Indah
sekali Masjid ini, ya Bunda,” komentar Zidan.
“Dibangun
tahun 1997 digagas oleh Ibu Tien Suharto,” jelas Bunda Zidan.
At-Tin
terinspirasi dari Surat At-Tin.
Diharapkan
sebagai oase spriritual dan intelektual.
Ilustrasi:
Keluarga Zidan dan Qania beriringan memasuki Masjid Agung At-Tin di TMII.
27
“Masih
siang, mari kita lanjutkan ke Dufan!” ajak Ayah Zidan.
“Eh, apa
itu, Ufaaaan?” Rolin celingukan.
“Iiih, bukan
Ufan, Rolin. Tapi Dufan!” sahut Zidan.
Sampailah
Zidan dan keluarga di Dunia Fantasi.
“Tiket
masuknya mahaaaal!” seru Zidan.
Ilustrasi:
Zidan dan Qania berjingkrak kegirangan diajak ke Dunia Fantasi.
Hari Libur
Rp.265.000,- Hari Senin-Jumat: Rp.235.000,-
28
“Tidak-apa-apa,
kita sudah menabung demi Dufan.” Bunda menenangkannya.
“Begitu, ya?
Hmm, baiklah kalau begitu.” Zidan lega.
“Ummi,
banyak sekali orangnya!” keluh Qania.
“Oh, iya ya!
Ini hari libur. Antriannya panjang sekali.” Umminya baru menyadari.
“Kita pilih
Wahana yang tidak antri panjang saja,” saran Abi Qania.
Ilustrasi:
Bunda menenangkan Zidan, mengusap-usap punggungnya.
Qania
ikutan mengusap-usap punggung Zidan. Lucuuu!
29
Setelah
susah-payah mencari permainan.
Mereka
berhasil naik Ontang-Anting.
Awalnya
Zidan dan Qania senang saja.
Lama-kelamaan
ayunannya kencang sekali.
“Duuuuh,
duuuh!” teriak Zidan, ngeri.
Ilustrasi:
Zidan dan Qania ngeri dengan ayunan kencang Ontang-anting.
30
Para orang
tua sibuk menenangkan Zidan dan Qania.
Zidan
merasa: “Kepalaku keleyengan,
duuuuh….”
Qania pun
sama mengeluh pusing dan mual.
Para orang
tua kemudian berunding.
“Hampir
semua permainan tidak cocok untuk anak-anak,” cetus Ayah Zidan.
Ilustrasi:
Orang tua sibuk berunding sambil menenangkan anak-anak.
31
“Bagaimana
kalau kita ke Istana Boneka?” ajak Ummi Qania.
“Nah, iya
benar sekali Istana Boneka!” seru Zidan.
“Paling
cocok untuk keluarga, ya Nak?” sambut Bunda Zidan.
“Kita bisa
naik perahu bersama, ya Aa Zidan?” tanya Qania.
Rolin tak
mau kalah menyambutnya.”Asyiiik, naik perahu minum susu!””
Ilustrasi:
Keluarga Zidan naik perahu berkeliling Istana Boneka.
32
Kemudian
mereka memasuki ke Sea World.
Senang
sekali melihat aneka ikan laut.
Bentuknya
indah-indah dan unik-unik.
Rolin sampai
loncat-loncat kegirangan.
“Aku mau
jadi lumba-lumba, ah!” komentar Rolin.
Ilustrasi:
Zidan, Rolin dan Qania sukacita lihat lumba-lumba meloncati lingkaran api.
33
“Eh,
lumba-lumba bisa berhitung!” seru Zidan, terkagum-kagum.
“Sekarang
lumba-lumba boleh dicium, ya anak-anak,” suara pembawa acara.
“Qania, ayo,
kita cium lumba-lumba,” ajak Zidan.
“Ayo, ayo.
Rolin juga ikut!” Qania menuntun Rolin.
Bunda dan
Ummi mendampingi anak-anak maju ke dekat kolam.
Ilustrasi:
Zidan, Rolin dan Qania gantian mencium lumba-lumba.
34
Keluarga
Zidan dan Qania sholat Maghrib di tepi pantai.
Ayah Zidan
menjadi imam.
Pemandangan
senja hari di pantai sungguh indah.
Bulatan
matahari berwarna keemasan.
Semua
terdiam karena terpesona.
Ilustrasi:
Keluarga Zidan sholat berjamaah di tepi pantai.
35
“Nah,
sekarang kita makan malam,” ajak Ayah.
“Bekal kita
sudah habis, Yah,” sahut Bunda.
“Eh,
gubraaak deh!” seru Zidan, kocak sekali.
Semua
tertawa geli melihat kelakuan Zidan.
“Makan di
Kafelah, nanti Abi yang traktir!” ajak Abi Qania.
Ilustrasi:
Zidan bergaya bodor, teriak:”Gubraaak!”
36
Akhirnya
Jelajah Jakarta usai sudah.
Zidan, Rolin
dan Qania tertidur kelelahan di mobil.
Mereka
bersyukur pulang dengan selamat.
“Alhamdulillah
wa syukurilah….”
Semua
mengucap hamdalah.
Ilustrasi:
Ayah menuntun Zidan. Bunda memangku Rolin. Qania digandeng oleh Ummi
dan Abi.
Semua memasuki rumah Zidan di Depok.
Tip Jelajah Nusantara
·
Siapkan bekal makanan, minuman
dan kotak P3K.
·
Ajak anak duduk bareng; bahas
tujuan jelajah .
·
Tanamkan kepada anak makna jelajah
suatu tempat.
·
Tidak lupa dengan sholat lima
waktu.
Tamat
Endorse
Siapa yang tidak mengenal Ibukota Republik Indonesia?
Anak dari daerah tentu ada yang belum mengenal Jakarta.
Nah, Zidan, Rolin dan Qania mengajak kalian Jelajah Jakarta.
Ada Taman Mini Indonesia Indah dan Dunia Fantasi.
Ternyata ada Jelajah Kota Tua, loh!
Kawasan peninggalan penjajah Belanda.
Kini telah disulap menjadi kawasan hijau dan bersejarah.
Wajah baru Kota Tua menjadi berseri dan muda kembali.
Penasaran, bukan?
Hayu, Jelajah Jakarta bersama Zidan, Rolin dan Qania.
Posting Komentar