Tainan,
Taiwan, 26 Maret 2016
Setelah
diundang ke Taiwan September 2015, kemudian lanjut untuk workshop dan pentas bersama di Seattle, USA pada tahun yang sama,
maka kali ini Teater Payung Hitam kembali pentas di Taiwan.
Rombongan
Teater Payung Hitam kali ini diundang oleh Mizuiro Art Studio. Mereka terdiri dari
Nugraha Bazier Susanto, Rusli Keleeng, Suyadi, IIyazza, Gaus FM, Sidik, Fajar Okto,
Azhar dan Icha.
Icha
satu-satunya perempuan dalam rombongan Payung Hitam. Dialah yang memerankan
Dewi Pohaci dalam pementasan Cak dan Pohaci di Taman Tainan, sebuah kota budaya
di Taiwan.
Mereka
meginap di sebuah guesthouse di kawasan
Tainan selama sepekan. Seharusnya bersama sutradara Rachman Sabur yang juga
pendiri Teater Payung Hitam. Namun, Rachman Sabur berhalangan sakit.
“Babe,”
pangilan untuk Rachman Sabur. “Mempersiapkan konsep pementasan ini sudah lama
juga. Sedangkan para pemain menyiapkannya sekitar dua bulan,” jelas Nugraha
Bazier Susanto kepada penulis, usai pagelaran yang mengambil judul Cak dan Pohaci, malam yang sangat dingin
itu.
Properti
yang menjadi latar pagelaran outdoor, tampak
semacam Bebegig atau orang-orangan sawah. Simbol yang membantu petani dalam
menjaga padi di sawah. Para Bebegig ini dibuat melingkar, bagaikan barisan
pengawal siap menggebah para pengganggu padi yang siap panen.
Pementasan
diawali dengan semacam ritual, senyap dan hening, semua pemain duduk melingkari
hidangan buah-buahan, ini mungkin dimaksudkan sebagai sesajian untuk karuhun alias leluhur.
Beberapa
menit kemudian terdengar suitan, sepertinya gawean Nugraha. Maka, bangkitlah
semuanya dan Dewi Pohaci memanggul hasil panen raya, diiring oleh delapan punggawa-istilah
penulis. Mereka bergerak dengan ritmis suitan, bagaikan penari dalam gerakan
seperti tarian kecak.
Benar
saja, gerakan mirip kecak pun kemudian menuansa dengan kental di antara gerakan
tarian lainnya.. Dalam tempo satu jam yang terasa sangat cepat, mereka secara
terus-menerus, silih berganti menarikan berbagai gerak tari daerah.
Ada
Sunda, Makassar, Minang, Aceh, Papua, Dayak. Ini paduan tarian dan budaya
Nusantara, rancak bana, kata orang
Minang. Mungguh rancage tur sae psan,
kata orang Sunda. Kesederhanaa dalam kostum, bertelanjang dada aktornya dengan
kain hitam, Pohaci-Icha hanya berkemben kain hitam. Ajaibnya, mereka begitu
semangat mempersembahkan yang terbaik!
Sementara
properti sepertinya memang disengaja dipagelarkan. Sehingga terkesan semua
berdasarkan alam, ingin menyerap seluruh keindahan dan kekuatan semesta.
Meskipun
dalam hawa yang sangat dingin menggigit serasa sampai menusuk ke tulang,
ajaibnya, penonton sekitar 500-an, tetap bergeming dari bangku masing-masing. Ibu-bapak
bahkan ada beberapa anak kecil, tidak bergerak dan terus menonton sampai
selesai. Tepuk tangan pun menggema di kawasan Taman Tepi Sungai Tainan,
menyambut ujung pagelaran Cak dan Pohaci
malam itu.
Semoga persembahan Payung Hitam pun mendapat apresiasi dan penghargaan yang setimpal dari pihak sponsor, panitia. Namun, sebagaimana laiknya seniman, seperti penulis, lebih banyak ingin meraih makna hakikat seni demi manfaat, kontribusi yang bukan ditujukan semata demi kesenangan lahir. Melainkan demi kepuasan batin, sehingga urusan imbalan berupa duniawi nyaris terabaikan, biarlah Sang Pencipta yang Memberi. Bukankah demikian, Kang Nugraha?
Semoga persembahan Payung Hitam pun mendapat apresiasi dan penghargaan yang setimpal dari pihak sponsor, panitia. Namun, sebagaimana laiknya seniman, seperti penulis, lebih banyak ingin meraih makna hakikat seni demi manfaat, kontribusi yang bukan ditujukan semata demi kesenangan lahir. Melainkan demi kepuasan batin, sehingga urusan imbalan berupa duniawi nyaris terabaikan, biarlah Sang Pencipta yang Memberi. Bukankah demikian, Kang Nugraha?
Selamat,
wilujeng, Teater Payung Hitam. Bavo! (Taipei, Pipiet Senja)
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Funiture Dipan Rotan Natural
BalasHapusFuniture Dipan Rotan Natural
Funiture Dipan Rotan Natural
Funiture Dipan Rotan Natural
Funiture Dipan Rotan Sintetik
Funiture Dipan Rotan Sintetik
Funiture Dipan Rotan Sintetik
Funiture Dipan Rotan Sintetik
Funiture Dipan Rotan Sintetis
Funiture Dipan Rotan Sintetis
Funiture Dipan Rotan Sintetis
Funiture Dipan Rotan Sintetis
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Sintetis
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Sintetis
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Sintetis
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Sintetis
Funiture Kerajinan Furniture Rattan Synthetic
Funiture Kerajinan Furniture Rattan Synthetic
Funiture Kerajinan Furniture Rattan Synthetic
Funiture Kerajinan Furniture Rattan Synthetic
Funiture Kerajinan Furniture Rotan
Funiture Kerajinan Furniture Rotan
Funiture Kerajinan Furniture Rotan
Funiture Kerajinan Furniture Rotan
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Alami
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Alami
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Alami
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Alami
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Natural
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Natural
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Natural
Funiture Kerajinan Furniture Rotan Natural
Posting Komentar