Berikut ini adalah kisah inspirasi seorang ayah yang berjuang demi anak-anaknya yang sangat cinta Al Quran.
Muhammad Hasan
Melihat bakat anak yang cepat sekali dapat menyerap irama
tilawah, saya jadi susah sendiri. Bertahan terus di Bireuen guru qarinya sudah
mentok. Cara satu-satunya harus hijrah. Kemana hijrahnya?
Saya cari informasi di internet dan chating dengan Bapak/Ibu di
Facebook. Akhirnya ada peluang yang terbuka bahwa LPTQ Provinsi DKI Jakarta
akan mengadakan Seleksi Calon Peserta Pembinaan Persiapan Menghadapi MTQN ke
XXIII di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 yang diselenggarakan pada 24-25 Oktober
2009 di Jakarta.
Setelah mendapat informasi tersebut saya bermusyawarah dengan
istri, bagaimana bisa pinjam uang untuk ikut seleksi. Saya pun mulai cerita
kepada teman/orang tertentu dan berharap sedekahnya.
Singkat cerita dalam waktu 5 hari saya mendapatkannya walau
sebagiannya dengan meminjam. Saya, Fauzan dan Syakir dengan uang perbekalan
sekedarnya berangkat ke Jakarta.
Pada 22-10-2009 sampai di Jakarta dan numpang di rumah Bapak
Muhaimin/Ibu Khadijah (Dosen PTIQ). Lusanya ikut seleksi di Gedung LPTQ DKI di
kawasan Harmoni.
Mula-mula yang dites Tilawah Fauzan, setelah itu Tilawah Syakir.
Penguji kebetulan Drs.H.Ali (Qari dan Juri MTQ Internasional) kaget karena usia
Syakir baru 7 tahun 10 bulan mau ikut cabang tilawah.
Akan tetapi ia diperkenankan juga memperdengarkan tilawahnya.
Setelah mendengar Tilawah Syakir, beliau kagum dan mengucapkan Subhanallah
Masya Allah. Beliau berkata : "Jarang dan langka anak seusia Syakir sudah
pandai tilawah. Anak seorang Qari pun belum tentu seusianya sudah bagus
tilawahnya. Ini mutiara Pak, tolong dibina dengan sungguh-sungguh. Anak Bapak
berpotensi jadi Qari Internasional. Kalau lolos seleksi nanti, Syakir harus
ikut cabang Tartil karena nafasnya masih pendek tidak mungkin ke tilawah,"
katanya sembari mengakhiri pembicaraan.
Pada 28-10-2009 kami kembali ke Bireuen dan 05-11-2009 mendapat
pemberitahuan dari LPTQ Prov.DKI Jakarta.
Alhamdulillah Fauzan dan Syakir lulus seleksi dan masuk nominasi
untuk dibina selama 2 bulan di Kampus PTIQ Pasar Jum'at Jakarta mulai 7 Nov
2009 s/d 7 Jan 2010.
Saya kembali susah memikirkan dari mana saya mendapatkan uang
untuk berangkat lagi. Saya kembali seleksi Teman/Bapak/Ibu mana lagi saya
curhat dan berharap sedekahnya serta pinjaman.
Singkat cerita, saya bisa memberangkatkan Fauzan dan Syakir
untuk mengikuti pembinaan. Saya melapor ke sekolah Fauzan (SDN 3 Bireuen) dan
Syakir (SDN 1 Bireuen) untuk diberikan dispensasi.
Pada 06-10-2009 tiba di Jakarta, lalu saya kostkan anak-anak
dekat dengan kampus PTIQ Pasar Jum'at, tempat pembinaan. (LPTQ Prov.DKI selama
pembinaan tidak menanggung biaya hidup dan kost). Saya titip uang pada Ibu Kost
Rp.1.000.000,- lalu 09-10-2009 saya kembali ke Aceh.
HIDUP BERSAMA ORANG TUA ASUH
Sesampai di Bireuen kalau ada waktu senggang, saya curhat ke
sesama muslim di facebook untuk mendapatkan biaya hidup anak-anak selama masa
pembinaan. Alhamdulillah, dengan izin-Nya, seminggu kemudian ada seorang
Ibu yang tinggal di Pondok Pinang, Jaksel yang prihatin dan bersedia
mengasuhnya dan mengantarkannya ke tempat pembinaan seminggu 2 x.
Ibu ini juga berbaik hati mau melanjutkan sekolah anak yg sudah
terlantar hampir 2 minggu ke sekolah yang terdekat dengan rumahnya dengan
status siswa numpang belajar.
Selesai pembinaan, anak berpindah tangan lagi ke ibu asuh yg
kedua yang tinggal di Pondok Labu teman Ibu asuh pertama. Anak-anak terpaksa
bertahan karena menunggu berlangsungnya MTQ Prov. DKI yang diperkirakan
Februari 2010.
Di luar dugaan saya, atas kemurahan hati Ibu ini, beliau
berkenan mengurus pindah sekolah anak-anak ke SDN Pondok Labu 12 Pagi Jakarta
Selatan terhitung 09-01-2010 anak-anak resmi telah pindah sekolah dari Bireuen
(Aceh).
Sekolah pun senang menerima mereka karena seminggu
kemudian akan ada lomba ketrampilan agama (loketa) dan hasil akhirnya, tanggal
6 Maret 2010 Fauzan menyabet 2 juara, masing-masing : Juara I Cabang MTQ
Perorangan Putra dan Juara I Hafalan Juz Amma se SD Jakarta Selatan, sedangkan
Syakir Juara II Loketa Cabang Tartil Kecamatan Cilandak
Sesuai komitmen saya
dan orang tua asuh yang kedua, Fauzan ditanggung sampai tamat SD dan Syakir
sampai naik kelas IV saja atau ditanggung lebih kurang 6 bulan. Tanpa terasa
waktu berlalu dengan cepat (Fauzan tamat SD, Syakir naik ke kelas IV) dan
saya harus mencari orang tua asuh yang baru untuk kelanjutan pendidikan mereka.
Akankah saya mendapatkan orang tua asuh berikutnya? Hanya Allah yang Maha Tahu.
Posting Komentar