Butet ketika advokasi di DD HK, Januari - Maret 2012
Mereka kumpulkan sekeping demi sekeping. Mereka menghimpun dana dengan keringat dan airmata. Mereka berpeluh-peluh dan kadang harus menahan malu. Mereka berpayah-payah menggenapkan biaya agar terkumpul anggaran yang memadai. Mereka adalah orang-orang yang di negerinya sendiri tidak dihargai, tetapi mereka memiliki harga diri yang tinggi. Mereka tak merengek pada pemerintah, atau mengiba-iba pada penguasa. Mereka menaruh kepercayaan yang sangat besar.
Tetapi....
Hari ini aku diam termangu. Bertanya pada diri sendiri sembari menahan malu tentang apa yang dapat aku lakukan. Mereka punya mimpi dan cita-cita suci yang amat tinggi tentang berdirinya sebuah pesantren khusus untuk sahabat-sahabat BMI yang kembali pulang dari Hong Kong. Dana sudah terkumpul, kapankah pesantren itu akan terwujud nyata?
Aku termangu karena malu. Aku termangu karena pada sebagian perkara, disebut-sebutlah namaku sebagai salah satu pengampu yang aku tidak mengetahuinya. Tetapi apa pun itu, ada tanggung-jawab moral. Meski tak mengetahui rencananya dari awal, tapi merupakan kewajiban bagiku untuk mendukung dengan sungguh-sungguh.
Semoga Allah Ta'ala mudahkan jalan dan beri pertolongan untuk sebuah pesantren yang dapat menegakkan harga diri mereka, membekali mereka agar mengilmui bekal untuk hidup dan berkeluarga serta menyiapkan mereka yang hendak berangkat menjadi BMI --para pejabat menyebutnya TKW-- ke Hong Kong atau negeri lain dengan orientasi yang jelas.
Mereka adalah saudara-saudara kita. Sungguh, kelak kita akan ditanya atas nikmat yang kita peroleh hari ini.
Salamku untuk para sahabat BMI di Hong Kong. Semoga Allah Ta'ala menolong kalian. Di antara para sahabat BMI itu, ada yang berangkat karena hidupnya terzalimi. Maka, mereka memiliki do'a yang mustajabah. Pergunakanlah do'a kalian untuk kemaslahatan dan kebaikan hidup kalian maupun saudara kalian yang seiman.
Berhati-hatilah! Karena sangat banyak yang datang menjumpai kalian bukan karena melihat kalian sebagai saudara seiman, tetapi sebagai tambang yang menggiurkan untuk diprospek.
Senantiasa, pegangi iman dan tengoklah kitabullah: Al-Qur'an. Jangan mudah tergiur oleh mereka yang mengaku mampu menggandakan uang. Tapi untuk itu kalian harus keluarkan uang! (Fauzil Adhim - Yogyakarta)
Tetapi....
Hari ini aku diam termangu. Bertanya pada diri sendiri sembari menahan malu tentang apa yang dapat aku lakukan. Mereka punya mimpi dan cita-cita suci yang amat tinggi tentang berdirinya sebuah pesantren khusus untuk sahabat-sahabat BMI yang kembali pulang dari Hong Kong. Dana sudah terkumpul, kapankah pesantren itu akan terwujud nyata?
Aku termangu karena malu. Aku termangu karena pada sebagian perkara, disebut-sebutlah namaku sebagai salah satu pengampu yang aku tidak mengetahuinya. Tetapi apa pun itu, ada tanggung-jawab moral. Meski tak mengetahui rencananya dari awal, tapi merupakan kewajiban bagiku untuk mendukung dengan sungguh-sungguh.
Semoga Allah Ta'ala mudahkan jalan dan beri pertolongan untuk sebuah pesantren yang dapat menegakkan harga diri mereka, membekali mereka agar mengilmui bekal untuk hidup dan berkeluarga serta menyiapkan mereka yang hendak berangkat menjadi BMI --para pejabat menyebutnya TKW-- ke Hong Kong atau negeri lain dengan orientasi yang jelas.
Mereka adalah saudara-saudara kita. Sungguh, kelak kita akan ditanya atas nikmat yang kita peroleh hari ini.
Salamku untuk para sahabat BMI di Hong Kong. Semoga Allah Ta'ala menolong kalian. Di antara para sahabat BMI itu, ada yang berangkat karena hidupnya terzalimi. Maka, mereka memiliki do'a yang mustajabah. Pergunakanlah do'a kalian untuk kemaslahatan dan kebaikan hidup kalian maupun saudara kalian yang seiman.
Berhati-hatilah! Karena sangat banyak yang datang menjumpai kalian bukan karena melihat kalian sebagai saudara seiman, tetapi sebagai tambang yang menggiurkan untuk diprospek.
Senantiasa, pegangi iman dan tengoklah kitabullah: Al-Qur'an. Jangan mudah tergiur oleh mereka yang mengaku mampu menggandakan uang. Tapi untuk itu kalian harus keluarkan uang! (Fauzil Adhim - Yogyakarta)
Posting Komentar