Wisudaan Ahmad Zein Rasyid Siregar


Depok, Balairung Universitas Indonesia, 20 Juni 2012

Malam-malam di-BBM Zein sendiri;"Manini, besok Zein mau wisudaan. Manini harus datang, ya. Kalau gak, Zein bakal maraaaahhhhhh!"

Tidak lupa disertai emoticon marah, eh, devil nyanggerengan, kata orang Sunda mah. Beneran yah, anak Balita sekarang; BBM, oke, browsingan oke, game online hayu. Hadoooh!

Padahal ada dua agenda bersamaan hari Minggu ini, yakni undangan kumpulan keluarga besan alias mertuanya Butet di Bekasi. Kemudian, undangan bos Zikrul Hakim, putranya dikhitan.

Terpaksa aku memutuskan untuk melakoninya sakasampeurna, istilah Sunda nih alias bagaimana bisanya sajalah. Hehe.

Pagi sudah dikontak Seli,"Manini, kita sudah jalan duluan, ya. Manini, harap menyusul!"
Oalaaaa, mana belum kelar masak pula!

"Jangan masaklah, Mom, sana duluan aja," usir Butet yang sok bijak bestari, muncul dari kamar, eh, sarang cintanya bersama sang suami tercinta; Firman yang lengchai tea, eeh, kaseeep kitulah.

Okelah, kalau begitu, jalaaaan!
Singkat cerita, pukul 08.10, kami sudah memasuki kawasan Balairung UI.

Ya, ini wisudaan TK se-Depok Raya mengambil tempatnya di kampus bergengsi.
Entah dengan pertimbangan apa. Mungkin, demi melecut anak-anak kelak akan kembali; diwisuda sarjana di tempat yang sama. Doakan yang kencang, hayuuuu!

Kami para orang tua naik ke bagian atas. Sementara Zein dan kawan-kawan di bagian bawah.
Beberapa saat, aku sengaja merekamjejak cucu kesayangan selama menanti prosesi wisudanya.

Macam-macam kelakuannya, kadang bercanda, ketawa-ketawa, bahkan gelutan segala dengan teman sebelahnya. Hadooooh!

Sayang sekali, tidak punya kamera yang bagus, hanya memanfaatkan si BB. Jadi, hasilnya bisa ditebak; pecah-pecah dan sungguh tidak recomended.




Acara diawali dengan sambutan-sambutan.
Kusangka hanya sekali saja, ternyata sambutannya lumayan mburuduuul, Ciiin!
Ketua panitia laporan, dilanjutkan ketua apaan tahu tuh, ada lagi yang sambutan, eh, terus Walikota Nurmahmudi, berkenan pula beri sambutan.







Sepertinya Zein dan teman-teman sudah bete, kelihatan saja dari atas mereka semakin gelisah, bergerak terus. Hehehe.

"Ini acara kok disamakan dengan wisuda orang gede saja," gerutu seorang ibu muda di sebelahku.
Eh, ndilalah, dia terus teriak-teriak memanggil anaknya, meeen!

Tidak cukup sampai di situ, dia lemparkan peniti dan jepit ke arah ibu guru anaknya.
Agaknya beliau melihat putrinya, eh, jilbabnya lepas dan butuh peniti atau jepit. Heuheu!








Acara pun dimulai dengan pembacaan kalam Ilahi berikut terjemahannya. Merdu niaaaan; semoga menjadi tilawah yang hebat, Nak, sesiapapun dirimu, yah!

Pas barisan drumband ke panggung, mayorettenya salah. Terus, sepertinya dia grogi dan ibu guru malah meminta mereka segera turun. Semua tertawa gelak!

Maka, mulailah sekolah per sekolah TK dipanggil ke panggung. Untuk menerima bingkisan, setelah tali di topi (toga) diluruskan oleh yang bergaya Profesor.

Akhirnya, TK Malika Zahra, sekolahnya Zein giliran naik ke panggung. Zein jalannya seperti pocong, aclog-aclogan, dasaaaar yah, bocaaaah!

Sudah, aah, Zein; ini mah laporan perjalanan wisudamu meuni teu puguh urusan yah, acakadut teu matut. Biarin, ah, yang penting hati kita suka-cita.

Manini doakan, Zein, kelak kembali mengulang diwisuda di Balairung UI, ya naaaak!

Katamu kan:"Kalau sudah gede, Zein mau jadi Profesor robot. Biar bisa bikin robot. Terus, nanti Manini mau Zein bikin robot, biar gak mati-mati."

Gubraaaaak, aaaarrrgggh!


Ini mah sudah di curug di Sukabumi, yah!

1 Komentar

  1. Subhanallah, imutnyaaa...
    benar-benar cerdas ^____^

    BalasHapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama