Hong Kong, 19 Mei 2012
Petang itu, jumpa dengan sosok yang dijuluki Bang
Liong,
“Beuh si Teteh ini ketemu di mana-mana nih. Tadi di
Time Square, kemarin di pengajian, eh, sekarang di sini?” cetusnya riang.
Dia sering bilang dirinya berprofesi sebagai babu
China sejati. Maklum, sudah puluhan tahun mukim di Hong Kong, berkeluarga dan
beranak-pinak.
Aku langsung memberondongnya dengan berbagai
pertanyaan seputar lampu merah alias kawasan liarnya belantara negeri beton.
“Di mana tuh kawasan lampu merahnya Hong Kong, Bang?”
Untuk beberapa saat dia menatapku dengan tatapan super
heran, tidak percaya.”Iiiih, si Teteh sudah Hajjah mau tahu urusan beginian?”
balik bertanya.
“Yeeeh, ini gak ada kaitannya dengan Hajjah segalalah.
Namanya juga penulis, kan butuh banyak bahan buat novel nih,” sahutku nyantey
saja.
Kami menikmati minuman dan penganan yang disuguhkan
oleh pemilik apartemen, seorang purna BMI yang alih profesi sebagai pebisnis.
Di sinilah, kawasan Causeway Bay, tempatku menginap selama di Hong Kong.
“Beneran, Bang, kasih tahulah,” desakku, kali ini
serius.
“Banyaklah, Teteh Hajjah, maunya yang di mana hayooo!”
sahutnya, tak berapa lama kemudian hebohlah cerita tentang perempuan nakal di
kawasan North Point.
Begitu memasuki kawasan lampu merah kita akan disuguhi
penawaran terang-terangan, baik melalui selebaran; berisi foto, lengkap dengan
tarifnya per jam.
Mulai dari yang seratus sampai ribuan dolar HK, semuanya
ada di sini, tergantung selera dan kemampuan kocek kita, katanya.
“Ada anak BMI kita gak di sana, Bang?” tanyaku ingin
tahu.
“Ada atuh, Teteh! Pokoknya di sana ada berbagai macam
perempuan. Bule kek, sipit kek, kuning langsat kek, hitam manis kek. Semuanya
tersedia!”
“Nanti kita jalan bareng ke sana, ya Teteh,” celetuk
sahabat, seorang dosen dari universitas bergengsi di Hong Kong. Kami
meliriknya, curiga.
“Ngapain, hayo ngaku?” ledek kami, kompak.
“Kalau bareng Teteh gak bakalan ada yang nawarin yang
begituan ke saya. Hehe,” sahutnya sambil ketawa.”Kan ada mami gw mendampingi
gitu loh!”
Ketika ada kesempatan mampir di kawasan lampu merah
itu, benar saja dari kejauhan sudah terasa aura mesumnya. Semakin memasuki
apartemen, tampaklah foto-foto seksi dengan gaya menantang bertebaran menempel
di dinding, tembok sekitarnya.
Di lift jumpa dengan tiga perempuan muda dengan
dandanan seronok. Mataku nyaris meloncat (apalagi cowok!) begitu singgah di
bagian dada ketiganya. Waduh, sampai segede-gede buah kates alias pepaya tuh,
dan dipamerkan dengan megahnya! (Causeway Bay-Hong Kong: PS)
next trip HK-Macau..
BalasHapuspengen liat kates yang gede2 seperti ceritanya ibu,,,hahahahhaha...piss
http://hatyaitrip2012.blogspot.com
Posting Komentar